Bintang Emon menambah panjang daftar publik figur dan komika yang mengutarakan ekspresi penolakan terhadap Revisi Undang-Undang Tentara Negara Indonesia (RUU TNI).
Lewat akun Instagram pribadinya, Bintang Emon mengungkap jika RUU TNI merupakan bentuk kemunduran dari demokrasi. RUU TNI juga dianggap tidak membawa semangat reformasi.
"RUU TNI adalah sebuah kemunduran dari apa yang sudah dibangun," tutur Bintang Emon.
Menurut Bintang Emon, TNI dan Polri merupakan institusi negara yang tidak seharusnya diberi kewenangan untuk menduduki jabatan sipil.
"Apapun yang memiliki akses terhadap senjata dan kekerasan seperti TNI dan Polri, harusnya tetap dalam fungsi alat saja," sambung Bintang Emon.
Pasalnya, suami Alca Octaviani tersebut menilai kewenangan TNI memasuki ruang sipil rentan dengan intimidasi dan kekerasan.
"Karena kalau sampai mengurusi jabatan sipil, maka intimidasi bukanlah hal yang tidak mungkin," kata Bintang Emon.
Di samping itu, Bintang Emon juga menyoroti narasi yang mendukung RUU TNI di media sosial. Dia mengutarakan ekspresi jengah dengan pola narasi pro RUU bermasalah.
"Udah mulai ada counter narasinya, 'Yailah lu lihat noh Vietnam sama Cina. Militernya mendominasi, jadinya disiplin. Jadinya jadi negara gede'. Dih," ujar Bintang Emon.
Pemilik nama asli Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra itu mengungkap, narasi tersebut banyak memuat kesesatan berpikir atau mengandung unsur logical fallacy.
"Kenapa lu yakin banget bakal jadi China sama Vietnam? Apa jaminannya gak bakal jadi Korea Utara, Somalia, Zimbabwe? Ape?" sambung Bintang Emon.
Perbandingan contoh kebijakan sukses di negara lain, ungkap Bintang Emon, tidak serta-merta relevan untuk diaplikasikan di Indonesia.
"Dih curang. Emang masalah ngambil contoh yang bagus-bagus, kita jagonya. Harus diakui, emang jago kita mah," ucap Bintang Emon.
Komika kelahiran 5 Mei 1996 itu menilai, tandingan studi kasus kebijakan di negara lain yang diambil dalam narasi tersebut tidak berimbang.
"Pajak nih biar tinggi ngambil contohnya Eropa. Pendidikan biar gak terlalu tanggung jawab, milihnya pasar bebas ngambil contohnya USA," kata Bintang Emon.
Oleh karena itu, Bintang Emon mengkritik pihak yang menyiarkan narasi pro RUU bermasalah. Dia menegaskan narasi itu berbahaya dan penuh sesat berpikir.
"Maksud gua, benerin aja dulu polanya. Misalnya sebelum RUU TNI, disahin RUU Perampasan Aset. Selesai rapat itu RUU TNI, nggak sedikit yang setuju," tutur Bintang Emon.
Pada penutupnya, Bintang Emon mengajak para buzzer agar berhati-hati menyiarkan narasi di media sosial karena akan berdampak buruk di masa depan.
"Pokoknya buat teman-teman buzzer yang masih punya tabungan, jangan ambil campaign ini. Kalah lu, telak," pungkas Bintang Emon.
Cuplikan unggahan video komentar dan kritik Bintang Emon soal RUU TNI ini mendapat atensi sebanyak 4,1 juta jumlah tayangan.
"Saya Bintang Emon mengajak untuk menolak RUU TNI," tulis akun @bintangemon, ditilik pada Rabu (19/3/2025).
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam.
"Bingung banget kek urgent banget sampe mesti rapat maraton sampe nginep di hotel. Urgencynya apa sih penasaran gitu. Kata gue mending maraton drakor When Life Gives You Tangerine deh," tulis seorang netizen.
"Pesan untuk buzzer. Semua manusia memang butuh uang, tetapi jangan sampai uang membuatmu kehilangan moralitas dan etika," ucap netizen lain.
"Susah-susah debat esensi hilirisasi, stunting MBG, 19 juta lapangan kerja, carbon capture, tax ratio 23 persen. Yang muncul Danantara & RUU TNI," ujar netizen yang lainnya.
Sumber: suara
Foto: Bintang Emon (Instagram/bintangemon)
Artikel Terkait
Jelang Pengesahan RUU TNI, Mahasiwa Trisakti Geruduk DPR hingga Sandera Menteri Hukum
Waduh, Ifan Seventeen dan Deddy Corbuzier Ketahuan Ternyata Belum Lapor Kekayaan Sejak Dilantik
Ditemukan Modus Baru Kecurangan Isi BBM, Takaran Dikurangi Menggunakan Aplikasi
Soal Temuan Ladang Ganja di Bromo, DPR Bakal Panggil Kemenhut: Jangan-jangan Bukan Hanya di Sana