MURIANETWORK.COM - Raymond Chin, seorang entrepreneur dan content creator yang dikenal dengan pendekatan berpikir kritisnya, mengungkapkan pemikirannya tentang pentingnya agama dalam kehidupan modern.
Dalam salah satu videonya di YouTube, Raymond Chin mengaku dulunya tidak percaya agama dan menganggap aturan-aturan religius sebagai sesuatu yang tidak diperlukan.
Namun, pengalaman hidup dan diskusi dengan berbagai pihak, termasuk Ustaz Felix Siauw, mengubah sudut pandang Raymond Chin.
Dari Skeptisisme ke Pemahaman
Sebagai seseorang yang mengedepankan logika dan sains, Raymond mengakui bahwa ia dulu tidak melihat manfaat dari agama.
"Yang gue percaya adalah kalau ada masalah ya lu pikirin gimana cara solve itu," ujarnya.
Namun, seiring waktu, Raymond menyadari ada banyak hal dalam hidup yang tidak bisa dikendalikan atau dijelaskan hanya dengan rasionalitas.
Salah satu pertanyaan mendasar yang membawanya pada refleksi mendalam adalah tentang kehidupan setelah mati.
"Buat gue sangat amat menyeramkan kalau lu pikir abis mati it's just pure nothingness. Bukan hitam ya, tapi nothing," katanya.
Ketidakmampuan sains untuk memberikan jawaban pasti terhadap pertanyaan eksistensial semacam ini membuatnya mempertimbangkan kembali nilai dari kepercayaan agama.
Agama sebagai Sistem Moral dan Etika
Dalam videonya, Raymond menyoroti bagaimana agama memiliki peran penting dalam membentuk peradaban dan menjaga keseimbangan sosial.
Raymond mencontohkan bahwa dalam masyarakat dengan tingkat kecerdasan rata-rata yang rendah, agama berfungsi sebagai pedoman moral yang lebih mudah diterima dibanding aturan yang dibuat manusia.
"Kita tahu Indonesia itu punya krisis berpikir. Rata-rata IQ-nya rendah dan untuk negara atau organisasi yang orang-orangnya bodoh,” jelasnya.
“Menurut kalian kenapa aturan-aturan, undang-undang, SOP itu selalu ada di setiap organisasi? Karena biar orang-orang 'bodoh' punya guideline apa yang harus dilakuin sama apa yang gak boleh dilakuin," sambungnya.
Raymond juga menekankan bahwa agama memiliki otoritas yang lebih kuat dibanding hukum buatan manusia karena ajarannya dipercaya berasal dari sumber yang sempurna.
"Kenapa sih gue harus berbuat baik? Karena ada agama," ujarnya.
Agama untuk Orang-Orang yang Berpikir
Salah satu poin menarik dalam pemaparannya adalah bagaimana agama dapat diterima oleh orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi.
Raymond mengakui bahwa semakin seseorang belajar dan berpikir kritis, semakin ia menyadari keterbatasan dirinya.
Raymond Chin mengutip teori Dunning-Kruger yang menyatakan bahwa orang yang kurang paham cenderung merasa lebih percaya diri.
Sementara mereka yang lebih berpengetahuan justru mulai menyadari banyak hal yang belum mereka ketahui.
"Semakin bodoh semakin pede. Semakin pintar kalian mulai ngerasa, 'Gue gak sepede itu ya'. Semakin bijaksana, baru lu balik pede," katanya.
Raymond Chin menilai bahwa banyak ilmuwan dan pemikir yang menolak agama karena masih berada dalam tahap meremehkan spiritualitas.
Namun, begitu mereka mengalami kejadian di luar kendali mereka, banyak yang mulai mencari sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.
Pentingnya Memahami Agama dengan Benar
Raymond mengkritik bagaimana agama seringkali disalahgunakan atau diikuti secara membabi buta.
Raymond Chin menyayangkan banyaknya orang yang sekadar mengikuti ajaran agama tanpa memahami alasan di baliknya.
"Buta agama artinya menelan segala hal mentah-mentah," katanya.
Menurutnya, ajaran agama seharusnya membantu seseorang menjadi individu yang lebih baik, bukan sekadar alat untuk menghakimi atau menyalahkan orang lain.
"Ajaran-ajaran agama itu meningkatkan quality of life gue. Ngingetin jangan sombong, 'Lu tuh bukan orang paling hebat di dunia', shalat 5 waktu ngajarin untuk lu disiplin, puasa ngajarin lu untuk menahan diri," paparnya.
Raymond juga menyoroti bagaimana Alquran sendiri banyak mendorong umatnya untuk berpikir kritis.
"Gue baru tahu ternyata di Alqur'an tuh ada ratusan ayat yang mengajarkan umatnya untuk berpikir. Bahkan kalau gak salah di ayat-ayat pertama," katanya.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Raymond menegaskan bahwa agama memiliki peran yang sangat penting, baik dalam kehidupan individu maupun dalam peradaban secara keseluruhan.
Meskipun Raymond masih dalam proses belajar dan belum sepenuhnya taat dan menyadari bahwa nilai-nilai agama dapat membawa ketenangan dan membentuk masyarakat yang lebih baik.
"Apapun pilihannya, respect itu. Percayalah ada yang namanya—kita harus lebih inklusif. Dan jangan menyalahkan orang lain," pungkasnya.
Melalui refleksi dan pemikirannya, Raymond Chin mengajak masyarakat untuk tidak hanya sekadar mengikuti agama secara buta, tetapi juga memahami esensinya.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam, diharapkan agama dapat menjadi pedoman moral yang benar-benar membawa dampak positif dalam kehidupan individu dan sosial.***
Sumber: hops
Artikel Terkait
Platform AIW DAO Membuka Era Baru di Pasar M&A
Video 30 Menit Gadis Cantik Calla Pramuka Viral di Medsos, Bikin Heboh Netizen
Haris Moti: Teror Tempo, Rekayasa Persepsi Pemerintahan Prabowo Anti Demokrasi
Jauh dari Rp 1 Juta yang Didengar Prabowo, Driver Ojol Hanya Dapat Bonus Hari Raya Rp50 Ribu