Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya pertemuan politik antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto terjadi. Pertemuan ini bukan sekadar ajang silaturahmi pasca-Lebaran, namun juga momentum politik strategis yang membahas arah masa depan pemerintahan, khususnya keterlibatan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam formasi dan dinamika Kabinet Merah Putih Pemerintahan Prabowo.
Salah satu tokoh senior PDI Perjuangan yang dikenal dekat dengan almarhum Taufik Kiemas, Beathor Suryadi, memberikan penjelasan bahwa pertemuan ini memiliki makna lebih dari sekadar halal bihalal.
“Sudah begitu lama tertundanya pertemuan antara Megawati dan Prabowo. Satu di antara penyebab utamanya tentu menyangkut materi pertemuan tersebut,” kata Beathor dalam pernyataannya kepada www.suaranasional.com, Selasa (8/4).
Menurutnya, pertemuan itu akan menjadi hambar jika hanya dibingkai dalam nuansa silaturahmi tanpa menyentuh persoalan-persoalan mendasar yang sedang menjadi perhatian elite dan akar rumput partai.
“Selain berhalal bihalal, mereka membahas tentang cawe-cawe Jokowi di dalam Pemerintahan Kabinet Merah Putih-nya Prabowo. Tanpa membahas hal tersebut, maka pertemuan yang sudah lama tertunda itu akan tetap menjadi hambar,” ujar Beathor.
Pertemuan ini juga memunculkan spekulasi baru mengenai kemungkinan bergabungnya PDIP ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun sumber internal menyebut bahwa Megawati belum sepenuhnya condong untuk masuk ke dalam kabinet, kecuali jika ada jaminan tentang arah pemerintahan yang sejalan dengan visi nasionalisme kerakyatan yang selama ini diusung PDIP.
Prabowo, yang selama ini dikenal pragmatis dan terbuka terhadap berbagai kekuatan politik, diperkirakan tengah menakar sejauh mana keterlibatan Jokowi bisa tetap dijaga tanpa merusak relasi dengan Megawati. Hal ini menjadi ujian awal kepemimpinan Prabowo.
Beathor Suryadi juga menegaskan bahwa politik rekonsiliasi hanya bisa terjadi bila ada kejelasan posisi masing-masing tokoh dalam konstelasi kekuasaan. “Tanpa ketegasan posisi, rekonsiliasi hanya akan menjadi kosmetik. Rakyat bisa melihat mana yang tulus, mana yang oportunis,” tegasnya.
Sumber: suaranasional
Foto: Megawati dan Prabowo (IST)
Artikel Terkait
Heboh Link Video Elga Puruk Cahu Berdurasi 5 Menit 44 Detik Viral di Media Sosial
Penegakan Hukum Era Prabowo Maju, Tapi Mandek di Oligarki dan Petinggi Koalisi
Amran Sulaiman: Ada Pengamat dari Kampus Ternama bakal Dipenjara
Akhirnya Jokowi Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Kuliah UGM, Tapi Kok...