Alasan Rismon Hasiholan Yakin Ijazah Jokowi Palsu, Tudingan Ahli Forensik Viral Lagi, UGM Bereaksi

- Selasa, 08 April 2025 | 23:35 WIB
Alasan Rismon Hasiholan Yakin Ijazah Jokowi Palsu, Tudingan Ahli Forensik Viral Lagi, UGM Bereaksi


Pernyataan Rismon Hasiholan soal keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, viral di media sosial.

Dalam sebuah unggahan, Rismon mengatakan ijazah Jokowi palsu.

Ijazah Jokowi palsu atau asli ini terus menjadi perdebatan publik

Sebelumnya, pada tahun 2023, Sugi Nurhardja pernah mengungkit hal serupa namun berakhir di bui.

Pria yang akrab disapa Gus Nur ini menerima hukuman 6 tahun penjara usai dijerat pasal ujaran kebencian, penistaan agama, dan ITE.

Lantas, seperti apa pengakuan Rismon Hasiholan ini?

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Meski Gus Nur terbukti bersalah dan dipenjara, namun Rismon Hasiholan Sianipar, ahli forensik digital dan mantan dosen Universitas Mataram, masih menuding ijazah Jokowi palsu.

Dikutip dari Tribun-Timur.com, Senin (7/4/2025), sosok Rismon Sianipar masih menyebut ijazah dan skripsi dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) adalah palsu.

Tudingan Rismon Hasiholan Sianipar ini pun kembali viral di media sosial X (Twitter).

"Ijazah S1 Kehutanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diterbitkan UGM pada 1985 adalah palsu," ujar Rismon Hasiholan dalam unggahan tersebut.

Tudingan itu juga berlandaskan bahwa ijazah Jokowi menggunakan font Times New Roman.

Para netizen berpendapat bahwa font itu diperkenalkan secara massal pada tahun 1992 lewat sistem operasi Windows 3.1. Sementara, ijazah mantan Wali Kota Solo itu diterbitkan pada tahun 1985.

Pascaviralnya tudingan tersebut, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) pun buka suara.

Dikutip dari rilis pers yang diunggah di situs UGM, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta membantah tudingan Rismon yang menyebut ijazah dan skripsi Jokowi adalah palsu.

Dia pun menyayangkan atas tuduhan yang disampaikan Rismon yang ternyata juga merupakan lulusan UGM, tepatnya Fakultas Teknik.

“Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat,” kata Sigit pada Jumat (21/3/2025).

Sigit menuturkan seharusnya Rismon tidak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Jokowi saja, tetapi juga membandingkan ijazah serta skripsi lain dari lulusan Fakultas Kehutanan di tahun yang sama.

Dia juga membantah tudingan bahwa font Times New Roman belum digunakan pada tahun 1985 yang menjadi tahun terbitnya skripsi Jokowi.

Sigit menegaskan font tersebut sudah sering digunakan mahasiswa di tahun 1985 seperti di sampul maupun lembar pengesahan skripsi.

"Fakta adanya mesin percetakan di Sanur (sudah tutup) dan Prima seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM," tuturnya.

Di sisi lain, Sigit mengatakan penggunaan font Times New Roman hanya digunakan pada sampul dan lembar pengesahan Jokowi. 

Sementara, isi skripsi Jokowi yang setebal 91 halaman tersebut ditulis dengan menggunakan mesin ketik.

Sigit juga mengomentari soal nomo seri ijazah Jokowi yang disebut tidak menggunakan klaster tetapi hanya angka saja.

Dia menjelaskan penomoran ijazah Fakultas Kehutanan saat itu memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.

“Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas,” katanya.

Sigit pun menyayangkan tuduhran Rismon yang meragukan ijazah dan skripsi dari Jokowi tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa Jokowi memang alumni UGM dan terlibat aktif dalam kegiatan mahasiswa saat itu.

“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegasnya.

Sosok Rismon Hasiholan Sianipar

Rismon Hasiholan Sianipar, Ahli Digital Forensik yang pernah bersaksi di persidangan PK Jessica Wongso terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin.

Rismon Hasiholan Sianipa mengaku tidak menggunakan alat apa pun untuk menganalisis bukti.

Ia mengaku menggunakan ilmu pengetahuannya sebagai ahli forensik digital untuk melakukan analisis.

Hal ini disampaikan Rismon Sianipar dalam sidang permohonan peninjauan kembali (PK) kasus kopi sianida yang diajukan Jessica yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Senin (4/11/2024).

“Soal tools, saya tidak menggunakan tools apa pun. (Untuk menganalisis, menggunakan) ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama 30 tahun,” ujar Rismon.

Rismon Hasiholan Sianipar mengatakan, setelah menggeluti dunia forensik digital selama 30 tahun, dia bisa mendeteksi sejumlah kejanggalan di metadata tanpa harus menggunakan alat bantu apa pun.

“Karena saya sudah belajar 30 tahun, saya tahu metadata mana yang direkayasa, mana yang tidak. Spesifikasi yang (wajar) abd codec harus H.264, output-nya harus 1920x1080,” imbuh dia.

Rismon Sianipar mengaku mampu mendeteksi sejumlah kejanggalan dalam bukti rekaman video kasus kopi sianida. Misalnya, ketika ada jumlah piksel atau laju frame dalam rekaman yang berkurang dari sewajarnya.

“Dimensi frame jadi seperempatnya. Bayangkan, dari 2 jutaan piksel, menjadi cuma 0,5 juta piksel, semua jadi kabur. Itu enggak bisa dari kursus tiga bulan,” lanjut Rismon.

Salah satu yang disoroti Rismon terkait perbedaan jumlah frame rekaman CCTV tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Mirna yang disampaikan oleh dua ahli terkait kasus ini.

“Ternyata di dalam keterangan Muhammad Nur Al-Azhar menemukan 50.810 frame. Pertanyaannya, ke mana 10 frame itu? Padahal, di dalam metadata file tersebut adalah 50.910 frame,” imbuh Rismon.

Selain perbedaan jumlah frame, kata Rismon, laju frame per detik di rekaman CCTV juga diturunkan, yang harusnya 25 menjadi 10 frame per detik. “Artinya 100 frame dengan laju 10 frame per detik. Artinya 10 detik durasi video sengaja dihilangkan dari frame video channel 09 pukul 15.35 sampai 16.59,” kata dia.

Rismon Sianipar menilai, ada beberapa kejadian krusial yang dihilangkan dalam rekaman CCTV yang jadi bukti kasus ini. Diketahui sebelumnya, Jessica Kumala Wongso kembali mengajukan peninjauan kembali (PK) atas kasus kopi sianida atau pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin.

Jessica bersama kuasa hukumnya, Otto Hasibuan, datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (9/10/2024) untuk mendaftarkan PK. 

"Jadi begini saya datang ke tempat ini, datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ini untuk mendaftarkan permohonan Peninjauan Kembali atas putusan Mahkamah Agung yang telah dijatuhkan kepada Jessica," kata Otto Hasibuan, Rabu (9/10/2024) lalu.

Adapun Jessica dinyatakan bebas bersyarat dalam kasus kopi sianida pada Minggu (18/8/2024), setelah menjalani masa hukuman selama 8 tahun 1 bulan lebih.

Pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian Hukum dan HAM menyebut, Jessica menerima remisi 58 bulan dan 30 hari. 

Jessica sebelumnya divonis 20 tahun penjara oleh majelis hakim atas kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin atau kopi sianida pada 2016 lalu.

Vonis ini sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). Pada awal 2018, MA sempat menolak PK yang diajukan Jessica, sehingga vonis tetap berlaku.

Profil Rismon Hasiholan Sianipar

Rismon Hasiholan Sianipar lahir di Kota Pematangsiantar, Sumut, pada tanggal 25 April 1977.

Dikutip dari laman resmi miliknya, ia lulusan dari SMAN 3 Pematang Siantar.

Pada tahun 1994 ia merantau ke DIY Yogyakarta.

Pada tahun 1998 dan 2001 Rismon menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik (S.T) dan Magister Teknik (M.T) keduanya di Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tak puas dengan pendidikan dan gelar yang ia miliki Rismon pun melanjutkan pendidikannya dengan mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang di Universitas Yamaguchi, dan mendapatkan gelar Master of Engineering (M.Eng) dan Doctor of Engineering (Dr.Eng) .

Sedangkan untuk profesi yang ia geluti saat ini Rismon sudah mengasahnya melalui penelitian penelitian yang ia lakukan selama berkuliah baik di UGM maupun di Jepang.

Saat berkuliah di UGM Rismon mengambil Konsentrasi penelitian di bidang sinyal-sinyal tak-stasioner dengan menganalisa energinya menggunakan peta waktu-frekuensi.

Sedangkan saat berkuliah di Jepang Rismon berkontribusi di berbagai penelitian terkait analisis kripto yang digunakan oleh forensik digital.

Ia pun berprofesi sebagai ahli forensik digital, akademisi, dosen, dan penulis.

Sumber: tribunnews
Foto: IJAZAH JOKOWI - Rismon Hasiholan Sianipar yakin ijazah kuliah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, palsu. Ini beberapa poin yang menurutnya mendukung pernyataannya itu/Tribun Medan/Istimewa

Komentar