Viral, Foto Pendaki di Puncak Gunung Merapi Bikin Geger, Padahal Pendakian Ditutup

- Rabu, 09 April 2025 | 20:15 WIB
Viral, Foto Pendaki di Puncak Gunung Merapi Bikin Geger, Padahal Pendakian Ditutup

Media sosial kembali diramaikan sebuah unggahan viral yang memperlihatkan muda-mudi berada di area puncak Gunung Merapi. Padahal saat ini pendakian ke Gunung Merapi masih ditutup.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu hingga sekarang.

Dalam foto yang diunggah oleh akun Instagram @pendakilawas tersebut, terlihat pendaki itu berfoto di area puncak dengan latar belakang kawah aktif Gunung Merapi.

Dikonfirmasi terkait unggahan tersebut, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Boyolali-Klaten, Ruky Umaya masih berupaya untuk menelusuri informasi terkait pendaki ilegal itu.

"Jadi, memang yang pasti, yang pertama, yang sedang beredar di beberapa akun itu adalah pendaki yang ilegal. Kemudian, untuk terkait dengan keberadaan pendaki tersebut, kita saat ini masih berusaha untuk menelusuri," kata Ruky saat dihubungi, Rabu (9/4/2025).

Penelusuran itu termasuk untuk memastikan yang bersangkutan merupakan warga lokal atau bukan serta jalur pendakian yang digunakan. Namun pihaknya menduga ada dua orang yang melakukan pendakian ilegal tersebut.


"Kita coba telusuri itu memang dia ada foto di pos dua, jalur Selo tetapi kita kan baru menduga ya karena kan masih mengumpulkan data, seperti itu. Kami menduga ada dua orang," terangnya.

Koordinasi pun dilakukan bersama dengan pihak kepolisian dan masyarakat desa atau warga setempat. Termasuk memberi imbauan dan pengawasan lebih ketat kepada warga lokal.

Sepanjang tahun 2025 ini, kata Ruky, baru ada satu temuan kasus terkait pendakian ilegal tersebut. Namun pihaknya akan terus mengoptimalkan pengawasan saat peak season.

"Dari bulan Januari, Februari, Maret. Memang kalau dilihat polanya yang tahun lalu itu kan memang pas peak season itu musim panasnya luar negeri, ya," ujarnya.

"Memang orang-orang luar itu sekitar bulan Juli sampai Oktober itu pasti kita akan ketatin juga, lebih intens. Nah, ini hal yang kita harus jaga juga secara rutin, secara berkala, tentang edukasi ke warga, baik yang jauh, yang nasional, ya, internasional, maupun yang lokal," tambahnya.

Ruky menegaskan bahwa penutupan pendakian Gunung Merapi bukan dilakukan secara sepihak oleh Balai Taman Nasional. Melainkan sudah mempertimbangkan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tentang status Gunung Merapi yang siaga.

"Kemudian radius yang aman dari potensi bahaya erupsinya Gunung Merapi itu kan 3 kilo kalau di sebelah sana. Sementara Pasar Bubrah itu kan kurang dari 1 km dan itu kan sangat berbahaya," tandasnya.

"Jadi kan kita mengacunya dari institusi yang memiliki kewenangan di dalam pemantauan dan yang menyatakan status aktivitas Gunung Merapi. Kita sendiri sebagai petugas juga sangat mengikuti dan mematuhi apa yang disampaikan dari BPPTKG," sambungnya.

Untuk diketahui, bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Sumber: suara
Foto: Tangkapan layar dua pendaki ilegal yang menerobos masuk penutupan Gunung Merapi dengan status siaga. (Instagram)

Komentar