Dokumen Ungkap Militer AS Sempat Kembangkan Bom Gay, Buat Tentara Musuh Jadi Homoseksual

- Rabu, 16 April 2025 | 10:45 WIB
Dokumen Ungkap Militer AS Sempat Kembangkan Bom Gay, Buat Tentara Musuh Jadi Homoseksual


Sebuah dokumen yang diperoleh organisasi anti-senjata biologis mengungkap bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) ternyata pernah berencana membuat ‘bom gay’ yang bertujuan membuat tentara menjadi tertarik pada sesama jenis. Bom yang rencananya dibangun dengan menggunakan afrodisiak kimia tersebut dirancang untuk membuat tentara musuh saling tertarik satu sama lain.

Bom Gay

Dilansir Daily Mail, rencana aneh tersebut dirumuskan oleh Laboratorium Wright milik militer pada 1994, yang merupakan bagian dari proyek pengembangan senjata non-mematikan. Rencana ini berjalan selama enam tahun yang menghabiskan biaya USD7,5 juta sebelum akhirnya dibatalkan.

Dokumen tiga halaman yang mengungkap rencana ini diperoleh oleh Sunshine Project, sebuah organisasi anti-senjata biologis. Dokumen tersebut merinci proposal laboratorium tersebut untuk sebuah bom 'yang mengandung bahan kimia yang akan menyebabkan tentara musuh menjadi gay.'

Para ilmuwan berteori bahwa hal ini akan membuat unit mereka 'hancur' karena 'semua prajurit mereka menjadi sangat menarik bagi satu sama lain.'

Meskipun tidak ada bukti sah yang menunjukkan bahwa hal ini akan berhasil, Sunshine Project menemukan bahwa Pentagon mengajukan proposal tersebut ke badan peninjau ilmiah tertinggi di negara tersebut — National Academy of Sciences — pada 2002.

Konsep tersebut dibuat pada saat homofobia secara umum lebih lazim dan diterima di AS daripada saat ini, terutama di dalam militer.

Dokumen itu sendiri menggambarkan rencana tersebut 'tidak menyenangkan', tetapi menekankan bahwa rencana itu 'sama sekali tidak mematikan.'

Pengembangan Senjata Aneh

Selain bom afrodisiak, yang oleh media disebut sebagai 'bom gay' pada awal 2000-an, dokumen tersebut memaparkan beberapa ide aneh lainnya.

Ini termasuk bom kimia yang akan menarik dan mengganggu serangga penyengat atau penggigit, tikus, dan hama lainnya; atau 'menandai' tentara dengan bau yang sangat busuk sehingga mereka dapat dengan mudah dikenali sebagai musuh.

Tak hanya itu, para ilmuwan di Laboratorium Wright di tahun-tahun berikutnya juga mengusulkan senjata kimia yang akan membuat kulit musuh sangat sensitif terhadap sinar matahari, merangsang perut kembung di antara pasukan, dan bahkan senjata yang akan membuat mereka mengalami bau mulut yang 'parah dan bertahan lama'.

Ide di balik semua senjata yang diusulkan ini adalah untuk mengalihkan perhatian atau melemahkan musuh tanpa membunuh mereka untuk memberi AS keuntungan, tetapi tidak satu pun dari mereka yang pernah membuahkan hasil.

Pada 2005, Kapten Dan McSweeney dari Direktorat Senjata Non-Mematikan Gabungan Pentagon mengatakan kepada BBC bahwa Departemen Pertahanan (DoD) menerima 'ratusan' proposal proyek per tahun.

'Tidak ada satu pun sistem yang dijelaskan dalam proposal (tahun 1994) itu yang telah dikembangkan,' katanya, sebagaimana dilansir Daily Mail.

Namun, para ilmuwan di balik 'bom gay' menerima Penghargaan Nobel IG pada 2007. Penghargaan parodi ini mengakui penelitian tidak biasa yang 'pertama-tama membuat Anda tertawa, kemudian membuat Anda berpikir.'

Laboratorium Wright akhirnya bergabung dengan Laboratorium Penelitian Angkatan Udara (AFRL) pada 1997.

Saat ini, ARFL masih aktif berupaya mengembangkan senjata tak-mematikan.

Salah satu fokus utama dari pekerjaan ini adalah senjata Energi Terarah: istilah umum untuk senjata tak-mematikan yang menggunakan sinar energi terfokus untuk merusak atau melumpuhkan target.

'Saat ini, senjata Energi Terarah sedang dikembangkan oleh AS dan musuh-musuhnya untuk aplikasi darat, laut, udara, dan antariksa,' kata The Defense Innovation Marketplace.

Misalnya, Sistem Penolakan Aktif (ADS) Departemen Pertahanan AS menggunakan gelombang milimeter (sejenis radiasi elektromagnetik) yang berinteraksi dengan molekul air dan lemak di kulit seseorang untuk menciptakan sensasi panas yang tidak nyaman, menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO).

"Selama pengujian, rasa tidak nyaman tersebut mendorong orang-orang untuk menjauh dari area tersebut," kata GAO.

Sumber: okezone
Foto: Ilustrasi. (Foto: US Army)

Komentar