Monumen Titik Nol IKN Masih Ada Tulisan Loren Ipsum, Netizen Gagal Paham: Kok Bisa Selengah Ini?

- Sabtu, 19 April 2025 | 14:50 WIB
Monumen Titik Nol IKN Masih Ada Tulisan Loren Ipsum, Netizen Gagal Paham: Kok Bisa Selengah Ini?


Sebuah foto yang dibagikan seorang warganet mendadak mencuri perhatian publik dan menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena keindahan desainnya atau kemegahan konstruksinya, melainkan karena sebuah detail yang terkesan sepele namun justru menggelitik.

Bagaimana tidak, foto tersebut memperlihatkan Tugu Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) terlihat menampilkan tulisan "Lorem ipsum dolor amet, consetuer adipiscing elit". 

Kalimat ini tentu bukan sembarang kalimat, melainkan teks dummy atau pengisi sementara yang biasanya hanya ditemukan dalam desain grafis atau template cetak.

Akun X (dulu Twitter) @jejakaki membagikan foto tersebut dengan caption, “Temen ada yg iseng ke Nusantara kirim foto ini… Komen gue: kok bisa selengah ini yaa??.”

Tulisan dummy yang terpampang nyata di tugu resmi itu langsung mengundang komentar publik yang tidak kalah jenaka dan menyentil.
Ketika Placeholder Jadi Pusat Perhatian

Sebagian besar netizen menyadari bahwa "Lorem ipsum" bukanlah kalimat bermakna. Bahkan mereka yang awam sekalipun mungkin pernah melihat teks ini saat mengunduh template desain atau membuat undangan digital. 

Lorem ipsum adalah teks standar industri percetakan dan desain sejak tahun 1500-an, digunakan untuk meniru tampilan sebuah paragraf nyata agar desain bisa divisualisasikan secara proporsional sebelum konten sebenarnya diisi.

Komentar pun bermunculan, mulai dari nada santai hingga sindiran tajam. “Pasang aja, gak bakal ada yg liat ini,” tulis @koz**** dengan nada sarkasme.

“Designer belum dibayar mungkin, eh apa budgetnya ditilep?” sindir @fel****. Komentar ini seolah menyuarakan keresahan masyarakat atas pengelolaan proyek-proyek besar yang dikerjakan setengah hati.

Penjelasan lebih teknis datang dari akun @made**** yang menulis, “Buat yang belum paham, ‘lorem ipsum’ adalah teks dummy yang biasa digunakan dalam desain grafis atau penerbitan untuk mengisi ruang sementara sebelum konten sebenarnya dimasukkan. Jadi, jika itu muncul di tugu, berarti seharusnya diganti dengan teks resmi, tapi lupa atau belum dilakukan.”

Sejarah Singkat Teks "Lorem Ipsum"

Menariknya, teks yang kerap dianggap tidak bermakna ini ternyata memiliki sejarah panjang. Berdasarkan penelusuran yang dikutip dari Cidepolitan, Lorem ipsum berasal dari tulisan filsuf dan sastrawan Romawi Marcus Tullius Cicero, yang hidup sekitar abad ke-1 sebelum masehi. 

Seorang profesor Latin bernama Richard McClintock dari Hampden-Sydney College di Virginia, AS, menemukan bahwa kalimat-kalimat dalam Lorem ipsum diambil dari bagian buku Cicero yang berjudul de Finibus Bonorum et Malorum (The Extremes of Good and Evil).

Meskipun sudah tidak bermakna secara langsung karena telah dipotong-potong dan dimodifikasi, susunan huruf dan kata-kata dalam Lorem ipsum dianggap ideal untuk menggambarkan bagaimana suatu desain teks akan terlihat dalam produk cetak atau digital.

Tugu yang Akhirnya Dibungkus Total
Setelah keramaian di media sosial, muncul unggahan terbaru dari netizen bernama @rasjawa yang memperlihatkan kondisi terkini tugu Titik Nol tersebut. 

“Penampakan Tugu Titik Nol IKN hari ini, dikirim temen yang kerja di sana yg waktu itu saya ceritain. Dibungkus total, gaesss,” tulisnya, menyertai foto yang menunjukkan tugu tersebut sudah ditutup rapat, entah untuk perbaikan, penggantian tulisan, atau sekadar meredam perhatian.

Kejadian ini seolah menjadi gambaran nyata bagaimana detail kecil bisa berdampak besar, apalagi dalam proyek monumental seperti pembangunan Ibu Kota Negara baru.

Tugu Titik Nol semestinya menjadi simbol permulaan dan semangat baru. Namun alih-alih menginspirasi, keberadaan teks Lorem ipsum malah menimbulkan tanya, bahkan tawa.

Pelajaran dari Teks Dummy di Tugu Resmi

Insiden ini memberikan pelajaran berharga bahwa dalam proyek berskala nasional, setiap detail perlu diperhatikan, termasuk hal yang kelihatannya sepele seperti teks pada monumen. 

Apalagi di era digital, kesalahan sekecil apa pun bisa menjadi sorotan nasional—atau bahkan internasional—dalam hitungan jam. Bagi para desainer, teknisi, dan pemangku kebijakan, ini adalah momentum refleksi.

Jangan biarkan placeholder jadi headline. Sebab yang seharusnya tampil sebagai lambang kebanggaan, bisa berubah menjadi lelucon publik bila dikerjakan tanpa perhatian penuh.

Sumber: suara
Foto: Monumen Titik Nol IKN Masih Ada Tulisan "Loren Ipsum", Netizen Gagal Paham: Kok Bisa Lolos? (X)

Komentar