'Airlangga Menghitung Hari, Bahlil Menanti'
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Sempat diisukan mundur dari Kabinet Merah Putih beberapa waktu lalu, kini Airlangga Hartarto diisukan akan terkena “reshuffle” atau perombakan kabinet.
Menteri Koordinator Perekonomian itu pun sedang menghitung hari untuk pergi dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Adapun calon penggantinya disebut-sebut adalah Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, yang sekaligus mengembuskan isu akan adanya reshuffle kabinet. Ibarat sepak bola, Bahlil sedang menanti bola muntah dari penjaga gawang lawan.
Jika isu itu benar, maka pola pergantian Ketua Umum Partai Golkar akan terulang.
Bahlil menggantikan Airlangga sebagai Menko Perekonomian, sebagaimana sebelumnya Bahlil menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Bahlil memang sedikit kurang ajar kepada Airlangga yang merupakan seniornya.
Berdasarkan dukungan penguasa, kala itu Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Bahlil “mendepak” Airlangga dari kursi Ketua Umum Partai Golkar, setelah dikriminalisasi hendak dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung.
Kini, Bahlil hendak “mendepak” Airlangga dari kursi Menko Perekonomian setelah mendapat dukungan dari penguasa saat ini, Presiden Prabowo Subianto.
Saat ditanya wartawan apakah benar dirinya akan naik kelas menjadi Menko Perekonomian? Dengan diplomatis Bahlil menyatakan itu hak prerogatif Presiden Prabowo.
Artinya, Bahlil siap mengambil alih kursi yang kemungkinan segera ditinggalkan Airlangga.
Anak mendiang Hartarto, Menteri Perindustrian era Orde Baru itu sejauh ini memang kurang “performed”. Sebab itu, ia sempat diisukan mundur.
Kini, ketika Airlangga gagal mengemban tugas bernegosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) ihwal tarif resiprokal atau timbal balik 32% yang diterapkan Presiden Donald Trump ke sekitar 180 negara, termasuk Indonesia, isu Airlangga akan terkena reshuffle pun makin kuat.
Ya, alih-alih berhasil negosiasi sehingga tarif resiprokal bagi Indonesia diturunkan dari 32%, Indonesia justru akan ditambah tarifnya oleh Donald Trump menjadi 47% untuk barang-barang yang diekspor ke AS.
Airlangga pun dipermalukan. Ia seperti seorang ksatria yang kalah perang. Namanya “satrio wirang” (ksatria yang menanggung malu). Maka isu Airlangga bakal terkena reshuffle pun makin kencang.
Bantahan Istana
Akan tetapi, isu reshuffle kabinet yang sempat diembuskan Bahlil, namun kemudian ia bantah sendiri, juga dibantah oleh pihak Istana.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi membantah Prabowo akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini.
Bahkan ia menuding balik Bahlil-lah yang akan melakukan reshuffle kepengurusan Partai Golkar.
Bantahan senada juga datang dari orang-orang dekat Prabowo seperti Ahmad Muzani, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra yang juga Ketua MPR RI, dan Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian DPP Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR RI.
Akan tetapi, segala kemungkinan bisa terjadi dalam politik. Bahkan politik adalah seni menjajaki kemungkinan-kemungkinan.
Apalagi Bahlil bukan orang sembarangan. Sebagai orang dekat Jokowi dan Prabowo, bahkan Prabowo pun sudah terang-terangan mengakui kehebatan Bahlil, apa yang disampaikan Menteri ESDM itu tentunya bukan isapan jempol belaka. Tidak kaleng-kaleng.
Sebab itu, kita tunggu saja tanggal mainnya.
***
Artikel Terkait
Geng Solo, Geng Trunojoyo, dan Oligarki
IJAZAH JOKOWI: Api Dalam Sekam Tak Pernah Padam, Deretan Penggugat Makin Panjang
Asas Hukum Pembuktian Afirmatif & Negatif: Polemik Ijazah Eks Presiden Joko Widodo
Aktivis Palestina Tagih Andika Kangen Band Bikin Lagu untuk Palestina!