Fakta Viral Guru Gunting Seragam Siswa: Baju Bergambar Geng-gengan, Digunting Atas Perintah Orangtua

- Selasa, 22 April 2025 | 20:20 WIB
Fakta Viral Guru Gunting Seragam Siswa: Baju Bergambar Geng-gengan, Digunting Atas Perintah Orangtua


MURIANETWORK.COM -
Wakil Kepala Kesiswaan SMP PGRI 5 Sukodono, Sragen, Anggrek Anggrayani, 34, memberikan klarifikasi terkait aksi gunting seragam siswa yang videonya viral di media sosial. Aksi pengguntingan seragam siswa itu didokumentasikan dalam bentuk video dan sempat diunggah di TikTok selama 11 jam kemudian dihapus tetapi video itu ternyata sudah menyebar dan viral dimana-mana.

Anggrek memberi klarifikasi kepada wartawan dengan disaksikan Kepala Sekolah SMP PGRI 5 Sukodono, Sutardi, dan orang tua siswa, Dwi Aminardi, 47, dan Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdikbud Sragen Tri Giyanto di Ruang Rapat Kepala Disdikbud Sragen, Selasa (22/4/2025).

Anggrek yang juga guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebelum bercerita meminta maaf atas kecerobohan, keteledoran, dan kelalaiannya. Ia menyadari video rekaman saat menggunting seragam siswa itu seharusnya tidak diunggah di TikTok tetapi cukup didokumentasikan atas permintaan orang tua siswa sendiri.

“Video itu sebenarnya hanya sebagai bukti bahwa memang benar seragam siswa itu sudah saya potong. Yang menyuruh saya memotong seragam siswa itu adalah ibu siswa yang bersangkutan. Begitu,” katanya.

Inisiatif mengunggah video ke Tiktok itu hanya untuk memberitahukan kepada anak-anak didiknya saja. Dia menyebut siswa yang mencoret-coret baju seragamnya tidak hanya satu orang saja tetapi ada beberapa siswa. Dia menyampaikan para siswa itu saat ini masih dalam penanganan guru bimbingan konseling (BK).

“Iki lho cah, nek jik enek gambar ki nyatane takpotong. [Ini loh cah], kalau masih ada gambar kenyatannya dipotong [digunting)]. Gitu, awalnya [video itu] seperti itu,” ungkap Anggrek.

Dia menjelaskan video berdurasi hanya 58 detik itu diunggah pada Sabtu, 19 April 2025 dan pada hari itu pula dihapus. Video diunggah Anggrek pada pukul 08.00 WIB kemudian pada pukul 19.00 WIB dihapus. “Pagi hari, video saya unggah di TikTok, lantas saya diperintah Bapak Komite untuk menghapus. Lalu video itu saya hapus pada pukul 19.00 WIB. Tetapi video sudah menyebar dan viral sampai hari ini,” kata Anggrek.

Anggrek mengaku sebelum mengunggah video itu sudah berkomunikasi dan meminta izin kepada orang tua siswa yang bersangkutan. Anggrek mengulang kata-katanya kala itu, “Ibu mohon maaf. Apakah boleh video ini saya upload? Izin itu lewat chat dan ada buktinya sudah saya screenshot dan sudah saya print [cetak]. Itu ada semua. Pihak orang tua membolehkan,” katanya.

Gambar Geng-gengan


Anggrek melanjutkan aksi gunting seragam siswa itu atas perintah ibunya siswa yang bersangkutan. Dia mengatakan di seragam itu terdapat gambar yang kurang jelas, seperti ada geng-gengan dan ada tulisan tertentu yang intinya wanita itu tidak baik. Dia menduga sepertinya siswa tersebut merasakan kekecewaan. Dia menyampaikan gambar itu ditemukan di bagian belakang baju dan ada tulisan kecil-kecil di celana.

“Seragam siswa itu sebenarnya bukan seragam SMP PGRI 5 Sukodono melainkan seragam dari sekolah sebelumnya karena siswa itu merupakan siswa pindahan dari SMP lain. Sedangkan ibunya sudah membelikan seragam yang sesuai dengan seragam SMP PGRI 5 Sukodono, yaitu bawahan biru dan atasan putih. Seragam itu sudah dibelikan dua bulan sebelum kejadian itu,” kata Anggrek.

Meskipun sudah dibelikan seragam orang tuanya, kata dia, siswa tersebut tidak mau memakainya. Saat ditegur, Anggrek mengatakan siswa beralasan kalau pakai seragam lama lebih keren. Dia menegaskan ibu siswa itu yang memintanya memotong baju seragam siswa karena ibunya meminta supaya memotong saja bajunya dengan cara digunting.

“Selama ini support guru dekat dengan semua siswa, lebih khusus ke siswa yang ‘nakal’, sering bolos. Mereka justru kami dekati tetapi memang anaknya suka membandel. Siswa itu sudah dipanggil guru BK sebanyak tiga kali dan catatannya masih ada. Terus ada lagi panggilan-panggilan yang sering bolos, banyak. Buku BK itu bahkan dipenuhi oleh nama siswa itu sendiri,” ujarnya.

Sumber: harianjogja

Komentar