Viral Buaya Berkeliaran di Ladang Jagung Bangkalan, Terungkap Asal Usulnya

- Jumat, 25 April 2025 | 13:10 WIB
Viral Buaya Berkeliaran di Ladang Jagung Bangkalan, Terungkap Asal Usulnya


Viral di media sosial buaya muara berukuran kurang lebih 3 meter berkeliaran di kebun jagung Desa Buddan, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.

Kemunculan buaya tersebut sempat terekam kamera warga dan viral di media sosial Instagram. Dalam video yang beredar terlihat buaya itu sudah ditangkap warga.

Mulutnya terikat dan wajahnya tertutup kaus. Terdengar suara yang menjelaskan bahwa buaya tersebut memiliki panjang 3 meter. Sejumlah warga terlihat mencoba mengevakuasi binatang yang termasuk reptil itu keluar dari ladang jagung.

Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Kabupaten Bangkalan, Arif Surya Atmaja membenarkan mengenai temuan buaya di sebuah ladang.

Dia mengaku sudah mengecek langsung lokasi penemuan buaya muara tersebut dengan mendatanganinya. “Kami sudah ke sana dan buayanya sudah masuk kandang lagi. Memang sempat kabur tapi sudah dibawa oleh pemiliknya,” ujarnya dilansir dari Berita Jatim --- partner Suara.com, Kamis (24/4/2025).

Buaya muara yang berada di ladang jagung itu diduga lepas dari kandangnya. Hewan yang termasuk reptil itu diduga kabur untuk mencari makan.

“Selain karena lapar, buaya itu ditempatkan ke kandang yang tingkat keamanannya minim sehingga bisa keluar,” katanya.

Pria yang akrab disapa Yayak menuturkan sudah berkoordinasi dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Surabaya untuk mencari solusi penanganan buaya itu.

“Sementara buayanya masih di kandangnya sana di Desa Buddan, Kecamatan Tanah Merah,” katanya.

Mengenal Buaya

Buaya merupakan predator penyergap yang sabar. Mereka seringkali berdiam diri di bawah permukaan air, menunggu mangsa yang tidak curiga mendekat. Diet mereka bervariasi tergantung pada spesies dan ukuran, termasuk ikan, burung, mamalia, dan bahkan reptil lain.

Beberapa spesies yang lebih besar, seperti buaya air asin (Crocodylus porosus) dan buaya Nil (Crocodylus niloticus), dikenal memangsa hewan besar seperti kerbau dan rusa.

Siklus hidup buaya dimulai dengan telur yang diletakkan oleh betina di sarang yang terbuat dari lumpur dan tumbuh - tumbuhan. Beberapa spesies betina menunjukkan tingkat perawatan induk yang tinggi, menjaga sarang mereka dari predator dan bahkan membantu anak - anak buaya keluar dari telur.

Setelah menetas, anak - anak buaya sangat rentan dan sering menjadi mangsa bagi berbagai hewan. Mereka tumbuh relatif lambat dan membutuhkan waktu bertahun - tahun untuk mencapai kematangan seksual.

Terdapat sekitar 15 spesies buaya yang diakui di seluruh dunia, yang terbagi dalam tiga famili utama: Crocodylidae (buaya sejati), Alligatoridae (aligator dan caiman), dan Gavialidae (gharial). Masing - masing famili dan spesies memiliki ciri khas dan adaptasi unik terhadap lingkungan mereka.

Misalnya, buaya air asin merupakan reptil terbesar di dunia, sementara gharial memiliki moncong yang panjang dan ramping yang khusus beradaptasi untuk menangkap ikan di perairan.

Meskipun telah bertahan selama jutaan tahun, populasi beberapa spesies buaya saat ini menghadapi ancaman signifikan akibat aktivitas manusia. Hilangnya habitat akibat deforestasi dan konversi lahan, perburuan ilegal untuk kulit dan daging, serta konflik dengan manusia merupakan tantangan utama.

Upaya konservasi yang melibatkan perlindungan habitat, penegakan hukum yang ketat, dan program edukasi masyarakat sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup makhluk purba yang luar biasa ini.

Buaya bukan hanya predator puncak dalam ekosistem air mereka, tetapi juga merupakan bagian penting dari keanekaragaman hayati planet kita. Memahami dan melindungi mereka berarti menjaga keseimbangan alam dan menghargai warisan evolusi yang tak ternilai harganya.

Sumber: suara
Foto: Tangkapan layar video viral penemuan buaya sepanjang 3 meter di Desa Buddan, Bangkalan

Komentar