LENSA PURWAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Kang Dedi Mulyadi (KDM), memberi penjelasan makna filosofi di balik viralnya ungkapan endasmu etik yang dilontarkan Prabowo Subianto, dalam Rakornas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Menurut KDM, maksud ungkapan tersebut adalah bentuk kelakar. Saat itu, Prabowo yang merupakan ketua umum partai sedang menceritakan keluh kesah, perjalanan dirinya, dalam mengusung para calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada.
"Pak Anies Baswedan itu, dicalonkan oleh Partai Gerindra dengan keringat, bercucuran air mata, para kader digerakan ke DKI, iuran loh saat itu. Kenapa saya berani ngomong gitu? Karena saya saat itu juga ikut supporting melalui partai anggota fraksi, biar kecil-kecil ikut saya turut supporting," ujar KDM, Selasa 19 Desember 2023.
Kebetulan, kata KDM, kini orang yang dicalonkan tersebut menjadi kompetitor di Pilpres 2024. Pada saat debat terlontarlah soal etik.
"Nah kita balik, dalam etik Sunda dalam etik Jawa ada yang dikenal dengan rasa dan rumasa (perasaan dan sadar diri), karena ada itu, maka setiap orang itu harus mengenal darimana dia berasal dan mau kemana tujuan hidupnya," ujarnya.
KDM menyebut, rasa dan rumasa menjadi pegangan orang dalam memandang moral manusia. Sehingga, dalam debat terlontar bahasa etik yang merujuk pada rasa dan rumasa tersebut.
Orang yang memegang rasa dan rumasa memiliki rasa hormat pada orang yang telah membesarkannya. Kalaupun menyampaikan kritik, pasti diimbangi oleh rasa hormat dan mempertimbangkan perasaan.
"Seperti Pak Prabowo itu tidak pernah menyerang orang secara personal," ujar Kang Dedi Mulyadi yang juga Caleg DPR RI nomor urut satu Dapil Purwakarta, Karawang dan Kabupaten Bekasi dari Partai Gerindra itu.
Sehingga, lanjut KDM, bila konteks tersebut dibawa dalam konteks etika budaya, maka tidak ada masalah. Endasmu kan di Sunda mah seperti kumaha maneh, kumaha sia (gimana kamu).
Terlebih hal tersebut diungkapkan dalam forum tertutup dalam sebuah organisasi, dalam suasana kekeluargaan. Jadi endasmu itu adalah bahasa kelakar. Rasa dan rumasa adalah etika yang sebenarnya. ***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lensapurwakarta.com
Artikel Terkait
KKP Akan Memberikan Denda 18 juta Kepada Pemilik Pagar Laut di Tangerang Banten
Unik! Sekolah Ini Menerapkan Program Tidur Siang Bersama Selama 1 Jam di Kelas
Viral! Pasien di Bengkulu Digigit Anjing, Petugas Puskesmas Malah Suruh Gigit Balik Anjingnya
Ini Dia Jumlah Kekayaan 48 Menteri Kabinet Merah Putih Berdasarkan LHKPN