www.murianetwork.com -- Mauricio Pochettino kembali mendapat tekanan besar di Chelsea setelah kalah memalukan 1-0 saat bertandang ke Middlesbrough di leg pertama semifinal Piala Carabao.
Pochettino pelatih berusia 51 tahun itu melihat Chelsea mengalami masalah serupa yang telah melanda mereka sepanjang musim, sehingga diperlukan perubahan di Stamford Bridge dalam dua minggu ke depan untuk merebut tiket final.
Chelsea saat ini berada di papan tengah Liga Premier dengan jumlah kemenangan sama banyaknya dengan kekalahan setelah 20 pertandingan. Ada masalah yang meningkat bagi Pochettino.
Ini bukan pertama kalinya Pochettino mendapat kecaman sebagai manajer meski baru mengambil alih jabatannya di musim panas.
Setelah kekalahan 2-0 dari Everton pada awal Desember, klub tetap setia kepada mantan pelatih kepala Tottenham tersebut dan hanya satu bulan kemudian beberapa penggemar mulai meragukan kredibilitasnya sebagai manajer juga.
Bahkan dengan leg kedua semi final Piala Carabao, performa di liga sedikit membaik dan pertandingan putaran keempat Piala FA di depan mata, harapan Chelsea semakin menipis.
Pasukan Pochettino kini telah kalah dalam lima dari enam pertandingan tandang terakhir mereka dan terlihat kurang bersemangat dalam pertandingan melawan tim Championship sebanyak dua kali pada minggu ini.
Baca Juga: Pochettino Cadangkan Chritopher Nkunku, Turunkan Pemain Muda
Menjelang menghadapi Fulham di Stamford Bridge pada hari Sabtu, toksisitas dan tekanan kembali meningkat.
Chelsea, di hari lain, seharusnya bisa mencetak tiga gol meski Middlesbrough unggul terlebih dahulu di Stadion Riverside, namun mereka harus bereaksi ketika Cole Palmer menyia-nyiakan banyak peluang besar sebelum turun minum.
Boro yang tangguh dari Michael Carrick membuat mereka membayar awal yang lambat juga dengan Hayden Hackney mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut.
Pada periode berikutnya, Chelsea nyaris memonopoli penguasaan bola, menciptakan banyak peluang untuk menyamakan kedudukan namun pada akhirnya gagal.
Bagi Pochettino, babak semifinal baru separuh jalan dan peluang untuk menebus kesalahannya masih ada namun kesabarannya mulai menipis.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: wowbabel.com
Artikel Terkait
Dituding Bukan Wanita, Petinju Aljazair Imane Khelif Menangis: 'Allah Bersama Saya, Allahu Akbar'
Kontroversi Olimpiade Paris: Izinkan Atlet Transgender Ikut Tinju Wanita, Lawan Auto Babak-belur!
Raih Medali Perak, Gaya Santai Atlet Penembak Turki Jadi Sensasi di Olimpiade Paris 2024
Belal Muhammad, Petarung Palestina Pertama yang Raih Gelar Juara UFC