murianetwork.com - Bulutangkis bukan hanya tentang olahraga, tapi juga tentang memberi harapan bagi anak-anak dari latar belakang yang kurang beruntung.
Paulo Jerome Niniano Quidato, Pemimpin Pemuda Asosiasi Bulutangkis Mariana Utara, berbagi kisahnya tentang bagaimana bulutangkis telah memengaruhi hidupnya dan membawa perubahan positif dalam masyarakat.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan murianetwork.com, Paulo mengungkapkan bahwa bulutangkis telah menjadi bagian penting dalam kehidupannya sejak usia tujuh tahun.
"Saya dibesarkan oleh seorang ibu tunggal di keluarga berpenghasilan rendah di Filipina.
Bulutangkis memberi saya kesempatan untuk berprestasi meskipun kondisi ekonomi keluarga kami," ujarnya dengan penuh semangat.
Baca Juga: Bosan dengan Perut Buncit: Tips Mudah Tanpa Menyiksa Diri untuk Menjaga Kesehatan Anda
Sebagai siswa senior berusia 17 tahun di SMA Marianas, Paulo adalah contoh nyata bagaimana bulutangkis dapat mengubah takdir seseorang.
"Saya tidak hanya belajar keterampilan bulutangkis, tetapi juga nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, dan kerjasama.
Itu membentuk karakter saya dan membuat saya percaya bahwa saya bisa meraih impian saya, meskipun sulit," tambahnya.
Salah satu program yang telah memainkan peran kunci dalam membawa perubahan positif di komunitas Mariana Utara adalah Shuttle Time.
Baca Juga: Intip Golongan Darah O: Cara Alami Melihat Karakteristik,Kelebihan dan Kekurangan
Program ini menyediakan aksesibilitas yang lebih besar terhadap bulutangkis bagi anak-anak dari berbagai latar belakang.
"Dengan adanya Shuttle Time, lebih banyak anak-anak dapat terlibat dalam olahraga ini tanpa terkendala oleh faktor finansial atau infrastruktur yang kurang memadai," jelas Paulo.
Dalam konteks Mariana Utara, bulutangkis bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang membangun persaudaraan dan kebersamaan di antara anak-anak.
"Kami tidak hanya berlatih bersama sebagai tim, tetapi juga menjadi keluarga yang saling mendukung.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: purwakartaonline.com
Artikel Terkait
Dituding Bukan Wanita, Petinju Aljazair Imane Khelif Menangis: 'Allah Bersama Saya, Allahu Akbar'
Kontroversi Olimpiade Paris: Izinkan Atlet Transgender Ikut Tinju Wanita, Lawan Auto Babak-belur!
Raih Medali Perak, Gaya Santai Atlet Penembak Turki Jadi Sensasi di Olimpiade Paris 2024
Belal Muhammad, Petarung Palestina Pertama yang Raih Gelar Juara UFC