murianetwork.com - Pada Selasa yang kelam, pasar saham diguncang oleh berita mengejutkan. Hasil buruk dari bisnis kecerdasan buatan (AI) milik Microsoft dan Google menyebabkan kerugian sebesar Rp 3.000 triliun atau setara dengan US$ 190 miliar kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan terkait AI.
Investor yang sebelumnya optimis dengan masa depan teknologi AI, terutama dari raksasa-raksasa teknologi seperti Microsoft dan Alphabet, mendapati diri mereka kecewa.
Saham Alphabet merosot 5,6 persen setelah data pendapatan kuartal IV tidak memenuhi ekspektasi, sementara Microsoft juga tidak bisa menghindari tekanan pasar.
Sebelumnya, investor begitu antusias mengoleksi saham-saham perusahaan terkait AI, namun kini terjadi penjualan besar-besaran karena kinerja di bawah harapan.
Optimisme awal yang mendorong kapitalisasi pasar saham Microsoft melampaui US$ 3 triliun, bahkan melewati Apple, kini tampak pudar.
Pertumbuhan pendapatan Google Cloud yang hanya sedikit di atas perkiraan investor Wall Street, serta kalahnya dengan pertumbuhan Microsoft Azure, menjadi pukulan telak bagi para pemegang saham.
Baca Juga: Perbandingan Spesifikasi dan Harga Infinix Zero 30 5G vs Realme 11 Pro
Selain itu, biaya operasional data center Google yang diperkirakan akan melonjak pada 2024 untuk mendukung layanan AI mereka turut menambah beban keuangan.
Dengan pasar saham yang gemetar, masa depan teknologi AI tampaknya kini menjadi pertanyaan besar, memberikan peringatan bahwa tidak semua gebrakan teknologi selalu diikuti oleh kesuksesan finansial.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tinewss.com
Artikel Terkait
Duo Mobil Listrik Mewah, Ini 4 Spesifikasi BMW iX1 dan BMW iX xDrive50, Entry Level dengan Harga Capai Miliaran
Zontes E125 Punya 6 Fokus Lampu Depan, Meski Bodi Gemoy tapi Desain Ergonomis, Cocok Dipake Touring dan Pantes di Perkotaan
Motor Skuter Ini Punya Tampilan Sangar dan Sporty, Ini Dia Scomadi Technica 200i Adventure!
Jangan Ragu! Ini 5 Alasan Mengapa New Honda Stylo 160 2024 Layak Dibeli, Kamu Suka Karena Apa?