Debat Pilpres Terakhir, Ganjar Siapkan Program Pendidikan yang Inklusif

Wednesday, 31 January 2024
Debat Pilpres Terakhir, Ganjar Siapkan Program Pendidikan yang Inklusif
Debat Pilpres Terakhir, Ganjar Siapkan Program Pendidikan yang Inklusif


murianetwork.com, JAKARTA -Jelang debat kelima Pilpres 2024, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud telah melakukan berbagai langkah persiapan, termasuk menyiapkan program yang akan disampaikan capres dalam debat tersebut.

TPN Ganjar-Mahfud menilai ada beberapa masalah pendidikan saat ini yang harus dibenahi.

Deputi Politik 5.0 TPN Andi Widjajanto mengatakan masalah ini nantinya akan diselesaikan oleh Ganjar-Mahfud apabila terpilih di Pilpres 2024.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Siap Ikuti Debat Terakhir dengan Tema Kesejahteraan Sosial Hingga SDM

Hal ini disampaikan Andi menjelang debat kelima atau yang terakhir bagi calon presiden (capres) pada Minggu (4/2). Adapun temanya adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

“Belum optimalnya kesejahteraan dan kualitas pendidik, masalah aksesibilitas pendidikan inklusif, dan beberapa permasalahan lainnya akan menjadi fokus Mas Ganjar pada debat terakhir nanti,” kata Andi, Selasa (31/1).

Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional itu juga menyebutkan program unggulan pendidikan yang akan digulirkan adalah bagian dari kompas moral Ganjar dan bukanlah tanpa bukti keberhasilan. Keberhasilan itu, menurutnya, terbukti saat Ganjar menjabat gubernur Jawa Tengah (Jateng) selama sepuluh tahun.

Baca Juga: Dukung Pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres , 800 Sukarelawan Paslon Nomor 03 Gelar Jambore Pemuda Jabar di Lembang

“‘Tuanku ya rakyat, gubernur cuma mandat, itu bukan sekadar tagline, apalagi slogan politik. Kalimat itu adalah kompas moral Mas Ganjar dalam memimpin,” kata Andi.

Di Jateng, tercatat lebih dari 1.800 keluarga terbantu ekonominya berkat program SMKN gratis yang dikerjakan Ganjar. Dengan model asrama yang 100 persen gratis dengan praktikum dan kelas magang di Jepang, sebanyak 81 persen langsung bekerja di dalam dan luar negeri, sementara sisanya melanjutkan studi dan berwirausaha.

“Selain pendidikan formal, pendidikan nonformal yang inklusif pun jadi perhatian Ganjar, di mana Jateng memiliki sekolah agar perempuan terlibat aktif dalam perumusan kebijakan dan keterampilan teknis agar produktif secara ekonomi,” sebut Andi.

Hal itu merupakan program Serat Kartini yang berjalan di 35 kabupaten/kota di Jateng sejak 2020. Lebih dari 12 ribu perempuan telah menerima manfaat program tersebut.


Lebih lanjut kata Andi, Ganjar pernah mengalami sendiri kesulitan ekonomi sampai berutang ke rentenir ketika menempuh pendidikan tinggi.

Karena itu, paslon menyiapkan program ‘Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana’, di mana satu anak dari satu keluarga miskin dapat mengenyam kuliah secara gratis.(jpnn,com)

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: melansir.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini