Setelah Lukisan, Sekarang Pentas Teater WAWANCARA DENGAN MULYONO Dipaksa BATAL Karena Tempat Acara DIGEMBOK

- Senin, 17 Februari 2025 | 13:50 WIB
Setelah Lukisan, Sekarang Pentas Teater WAWANCARA DENGAN MULYONO Dipaksa BATAL Karena Tempat Acara DIGEMBOK




MURIANETWORK.COM - Pementasan teater bertajuk ”Wawancara dengan Mulyono” pada Sabtu (15/2/2025) di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung batal terlaksana. 


Hal ini disebabkan tempat acara tidak bisa diakses karena pintunya digembok.


Teater Payung Hitam menyelenggarakan pementasan bertajuk ”Wawancara dengan Mulyono” itu untuk merayakan 43 tahun perjalananan kreatifnya. 


Pementasan direncanakan pada pukul 19.00, Sabtu, dengan jumlah penonton 80 orang. Teater monolog ini dengan pelakon Rachman Sabur dan Tony Broer.


Pada Minggu (16/2/2025), pintu tempat pementasan teater masih digembok.




Rachman Sabur yang juga sutradara teater saat diwawancarai pada Minggu mengatakan, peristiwa ini sungguh ironis. 


Sebab, pertunjukan sebuah karya seni justru diduga dihentikan pihak kampus kesenian seperti ISBI Bandung.


Ia mengungkapkan, dugaan penolakan pihak kampus sudah terlihat sejak dua hari jelang pertunjukan teaternya.


”Sebelumnya pihak kampus sudah dua kali menurunkan baliho pertunjukan ”Wawancara dengan Mulyono”. Ketika kami meminta klarifikasi dari pihak kampus, mereka tak meresponsnya,” kata Rachman.


Ia menyatakan aksi ini merupakan sikap paranoid kampus dengan pihak tertentu. 


Hal tersebut bisa berdampak menghalangi seniman ataupun mahasiswa ISBI Bandung untuk menampilkan karya seninya dengan bebas.


Adapun teater ini menampilkan salah satu hasil karya dalam bukunya berjudul Teks-teks Monolog Rachman Sabur yang diterbitkan tahun ini. 


Menurut rencana, dalam pertunjukan teater ini juga akan diluncurkan buku Teks-teks Monolog Rachman Sabur.




Dalam pertunjukan ini, Rachman dan Tony Broer akan memainkan dialog dan bahasa tubuh dengan durasi selama 35 menit.


Rachman berperan sebagai jurnalis yang mewawancarai Tony sebagai sosok yang disebut sebagai Mulyono. 


Pertanyaan ini mengenai tema seperti Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Ibu Kota Nusantara (IKN).


”Ini merupakan sikap pengecut dan penakut sehingga membungkam, bahkan membunuh, karya kreatif seni para seniman yang dilahirkan ISBI itu sendiri,” ujar Rachman yang juga pensiunan dosen ISBI Bandung.


Kompas telah menghubungi Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati terkait pintu tempat yang digembok. Retno belum merespons hingga berita ini diturunkan.


Ketua Aliansi Jurnalis Independen Bandung Iqbal Lazuardi menuturkan, batalnya pementasan teater ”Wawancara dengan Mulyono” tersebut merupakan penodaan terhadap kebebasan berekspresi di lingkungan kampus. Peristiwa tersebut terus terjadi akhir-akhir ini.


”Sangat disayangkan kebebasan berekspresi di lingkungan kampus dijegal. Hal ini menjadi ancaman bagi dunia seni dan akademisi untuk menyampaikan pendapatnya,” ucap Iqbal.




Sumber: Kompas

Komentar