MURIANETWORK.COM - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan pandangan mendalam terkait maraknya isu dugaan ijazah palsu yang melibatkan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rocky mengungkapkan bahwa isu hoaks, termasuk yang berkaitan dengan ijazah Jokowi, bukanlah sebuah kejahatan, melainkan akibat dari ketertutupan informasi dan kurangnya transparansi dalam sistem pemerintahan.
"Diawal saya terangkan bahwa, hoaks itu bukan kejahatan, karena dia punya fungsi untuk memancing opini publik terutama di negara-negara yang tersumbat kanal-kanal informasi. Lain kalau negara ini terbuka, nggak ada orang yang bikin hoaks. Kenapa hoaks muncul? Karena informasinya tertutup, itu soalnya," jelas Rocky Gerung.
Menurut Rocky, hoaks tidak hanya terjadi karena ada pihak yang ingin menyebarkan informasi palsu, tetapi lebih karena adanya kesenjangan dalam akses informasi.
Isu ijazah Jokowi yang hingga kini belum bisa dijelaskan secara jelas dan terbuka memicu munculnya spekulasi dan hoaks di masyarakat.
Ketertutupan informasi terkait pendidikan Jokowi semakin memperburuk situasi dan memunculkan kecurigaan publik.
Rocky kemudian mengaitkan isu ijazah Jokowi dengan kecurigaan terhadap pemimpin yang tidak dapat berpikir abstrak atau konseptual.
Dalam pandangannya, hal tersebut berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menjelaskan sesuatu dengan transparansi dan logika yang jelas.
"Justru karena tadi prinsip nobless oblish maka mata seluruh mata itu mesti diarahkan dengan kecurigaan penuh pada Jokowi, itu dasarnya. Saya juga mencurigai kenapa seseorang yang lulus dari universitas tidak bisa berpikir abstrak? Tidak bisa konseptual, saya curigai," tambah Rocky.
Dengan tidak adanya klarifikasi yang memadai mengenai ijazah Jokowi, maka isu tersebut semakin berkembang dan menjadi pembicaraan publik.
Rocky menilai bahwa dalam sebuah negara demokratis, transparansi dan kejujuran seorang pemimpin sangat diperlukan untuk membangun legitimasi dan kepercayaan masyarakat.
Ketidakjelasan mengenai riwayat pendidikan Jokowi hanya akan memperburuk persepsi publik tentang ketidaktransparanan pemerintah.
"Karena dia kepala negara orang tuntut kejujuran, kalau bukan kepala negara silahkan berbohong itu urusannya moral diakhirat tapi keadaan kita ingin agar semua pemimpin itu punya track record," tegas Rocky, mengingatkan pentingnya kejujuran dalam memimpin negara.
Rocky juga mengingatkan bahwa dalam sistem demokrasi, semua informasi yang menyangkut kehidupan pribadi seorang pemimpin harus dapat diakses secara terbuka untuk memastikan kredibilitas dan legitimasi pemerintahan.
Jika tidak, maka publik akan terus meragukan keabsahan informasi yang disampaikan oleh pemerintah, dan ini akan mengarah pada munculnya lebih banyak hoaks.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Klaim Ijazah Jokowi Asli, Hercules Cocok Jadi Rektor UGM!
Takut Ijazah Gibran Palsu, Formasi Keluarga Alumni UGM Minta Diverifikasi
Hanya Terpaut Satu Tahun, Ijazah UGM Guru Besar Unnes Prof Saratri Berbeda Dengan Punya Jokowi
Simak! Ini Kata 6 Tokoh Atas Polemik Ijazah Jokowi