MURIANETWORK.COM - Kolumnis, Dahlan Iskan turut menyoroti isu matahari kembar yang berhembus kuat setelah sebagian menteri kabinet Merah Putih bertemu dengan mantan Presiden Jokowi di Solo, Jawa Tengah beberapa pekan terakhir.
Dahlan justru melihatnya ada satu hingga dua lagi matahari yang tidak tersorot.
"Sebenarnya matahari kita itu kembar tiga. Atau empat," tulis mantan menteri BUMN era SBY itu dalam tulisannya di Catatan Harian Dahlan bertajuk Matahari Kembar dikutip dari Disway, Kamis (24/4/2025).
Dahlan menyebut nama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Kata Dahlan, silaturahmi dengan Jokowi itu jadi lebih dalam dari sekadar lebaran karena satu hal.
"Yakni Prabowo baru saja bertemu matahari ketiga: Megawati Soekarnoputri. Masalahnya bukan antara matahari 1 dan matahari 2. Tapi ada masalah besar antara matahari 2 dan matahari 3," ungkapnya.
Lebih jauh, Dahlan juga menanggapi terkait para perwira menengah polisi bersilaturahmi ke kediaman Jokowi di Solo.
Para perwira tersebut adalah peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.
"Mereka pakai pakaian dinas. Resmi. Tentu tidak dalam rangka lebaran," tuturnya.
Dahlan menduga mereka harus bertemu banyak narasumber di bidang kepemimpinan. Mereka calon pemimpin.
Calon bintang satu. Salah satu yang mereka pilih adalah Jokowi.
"Bahwa mengapa mereka memilih Jokowi tentu urusan mereka. Mungkin tidak sampai mempertimbangkan apakah yang seperti itu sensitif atau tidak," kata Dahlan.
Jurnalis senior itu menyebut, tidak ada aturan boleh atau tidak boleh para calon perwira itu menemui Jokowi.
"Mungkin lebih ke bijaksana atau tidak bijaksana. Kita belum bisa menilai. Kita tidak tahu apa yang diinginkan dari Jokowi. Apa pula yang dikemukakannya," sambungnya.
"Siapa tahu Jokowi justru berpesan: lakukan reformasi di kepolisian. Jangan-jangan Jokowi justru minta: "lakukan apa yang belum sempat saya lakukan. Yakni reformasi di tubuh polri". Asyik kan?," cetus Dahlan.
Sementara itu, pengamat politik, Adi Prayitno beranggapan pertemuan para calon perwira polisi dengan Jokowi jangan buru-buru dinilai bahwa ada matahari kembar.
"Jika ada berita begini, jangan buru-buru berkesimpulan ada matahari kembar. Atau apalah. Jangan bikin gaduh," ujar Adi di X @Adiprayitno_20.
"Ini cuma silaturahmi biasa," lanjut Adi.
Analis dari UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan, bertemu dengan tokoh bangsa adalah tradisi baik, bukan dimaknai secara politis.
"Jangan politisasi silaturahmi. Bertemu tokoh bangsa, tradisi bagus," imbuhnya.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Serius Usung Gibran, Jokowi Cemas Prabowo Makin Kuat
Hasyim Asyari Bela Jokowi: Saya Sudah Klarifikasi ke UGM, Ijazah Pak Jokowi Benar & Sah!
Jokowi Sedang Memainkan Skenario Kuasai Kekuasaan? Loyalis Warisannya Harus Dimusnahkan Dari Kabinet Prabowo!
Siap Dukung Prabowo 2 Periode, Golkar: Indonesia Akan Lebih Maju di Bawah Kepemimpinan Beliau!