DEOMCRAZY.ID - Koordinator Nasional Poros Muda Nahdlatul Ulama, Ramadhan Isa, menyebut mantan Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi sedang memainkan skenario kuasi kekuasaan.
Penilaian itu merespons pernyataan Jokowi "Matahari cuma satu, Presiden Prabowo Subianto" yang sekaligus membantah isu soal "matahari kembar".
“Ucapan Jokowi tak sejalan dengan tindakannya. Pertemuan dengan peserta Sespimmen Polri itu pesan tersembunyi bahwa ia masih pegang kendali atas kepolisian,” kata Dhani sapaannya dikutip pada Kamis (24/4/2025).
Presidium Kawal Koalisi Merah Putih (KKMP) ini lantas menilai keberadaan loyalis Jokowi di kabinet bisa melumpuhkan kinerja pemerintahan Prabowo.
“Ada 17 menteri dan wakil yang masih orang-orangnya. Tak heran muncul banyak blunder dari dalam,” katanya.
Beberapa contoh blunder itu antara lain pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi soal teror kepala babi ke Tempo, serta langkah sepihak Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang memaksakan pengesahan RUU Pilkada pada 22 Agustus 2024.
“Kalau bukan karena Prabowo langsung turun tangan hari itu, Indonesia bisa saja masuk fase instabilitas politik sebelum pemerintahan dimulai,” ungkapnya.
Maka dia mendesak Presiden Prabowo segera melakukan reshuffle dan bersih-bersih atau memusnahkan loyalis warisan Jokowi dari dalam pemerintahan.
“Pak Prabowo, ini soal menjaga kedaulatan pemerintahan. Jangan biarkan anasir benalu politik merusak agenda nasional. Indonesia butuh persatuan, bukan agenda tersembunyi dari rezim sebelumnya,” beber Dhani.
Dia menilai bahwa keterlibatan Jokowi dalam memelihara pengaruh di pemerintahan baru adalah bentuk pelemahan terhadap demokrasi.
“Ini bukan transisi kekuasaan yang sehat, ini sabotase. Demokrasi itu menghormati hasil, bukan menyusup lewat kekuasaan bayangan," ungkapnya.
KKMP meminta agar penempatan loyalis Jokowi di posisi strategis ditinjau ulang.
“Semangat kedaulatan rakyat harus dikembalikan. Pemerintahan baru jangan sampai menjadi sandera agenda masa lalu,” tukasnya.
Diberitakan bahwa sejumlah menteri Kabinet Merah Putih serta peserta Sekolah Staf dan Pemimpin Menengah (Serdik Sespimmen) Polri ke kediaman Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi di Kota Solo, Jawa Tengah, menuai sorotan publik.
Pun, isu matahari kembar muncul setelah sejumlah menteri Prabowo sowan ke Jokowi tersebut.
Beberapa Menteri Prabowo yang besilaturahmi ke Jokowi di momen Lebaran 2025 di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Ada pula Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, serta Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya.
Menanggapi kunjungan tersebut, Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengatakan semestinya para menteri Kabinet Merah Putih harus mendapat izin Prabowo apabila menemui Jokowi.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS itu menilai silaturahmi ke Jokowi baik, tetapi dia mengingatkan agar jangan sampai ada persepsi matahari kembar.
Apalagi, kata dia, pertemuan dengan Jokowi dilakukan pada jam kerja para menteri.
“Silaturahmi bagus. Tapi jangan di jam kerja dan pastikan izin pada Presiden,” kata Mardani, Sabtu (12/4/2025).
Setelah itu, Jokowi juga kedatangan tamu dari peserta Serdik Sespimmen Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) Ke-65 pada Kamis, 17 April 2025.
Sespimmen Polri adalah sekolah staf dan pimpinan menengah Polri dengan peserta didik perwira menengah dengan pangkat ajun komisaris besar dan komisaris.
Ajudan Jokowi Komisaris Syarif Muhammad Fitriansyah juga sedang menempuh pendidikan di Sespimmen Polri Dikreg ke-65 tersebut.
Jokowi: Hanya Satu Presiden, Prabowo
Jokowi menepis isu matahari kembar setelah sejumlah menteri dan wakil menteri Prabowo menemuinya di Kota Solo.
Dia menegaskan matahari hanya satu, dalam hal ini yang dimaksud adalah Presiden Prabowo Subianto.
“Enggak ada yang namanya matahari kembar. Matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto, sudah, jelas,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di kediamannya pada Senin 21 April 2025.
Lantas dia memastikan para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih yang hadir menemuinya untuk bersilaturahmi. Terutama pada saat Idulfitri 1446 Hijriah.
“Silaturahmi di hari Lebaran kan sangat baik kepada siapa pun, ya,” katanya.
Dia juga mengatakan, selama pertemuan, tidak ada menteri dan wakil menteri yang meminta saran atau masukan.
“Silaturahmi biasa, dan itu baik, silaturahmi itu,” kata ayah Gibran Rakabuming Raka itu.
Sementara Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan tidak ada indikasi matahari kembar dalam pertemuan sejumlah pejabat Sespimmen Polri dengan Jokowi di Kota Solo pada Kamis pekan lalu.
Prasetyo, yang juga Juru Bicara Presiden RI, menyebutkan pertemuan tersebut murni bersifat silaturahmi dalam suasana Lebaran, bukan manuver politik.
“Oh, enggak ada lah itu,” ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 21 April 2025, saat menjawab pertanyaan wartawan perihal isu matahari kembar dalam silaturahmi Serdik Sespimmen Polri dengan Jokowi itu.
Dalam kunjungan itu, hadir sejumlah peserta dan pejabat Sespimmen Polri Dikreg Ke-65, di antaranya Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg Ke-65 Komisaris Besar Pol. Denny.
Mengenai silaturahmi sejumlah menteri Prabowo ke mantan Presiden Jokowi di momen Lebaran, Prasetyo menganggapnya sebagai sesuai yang lumrah.
Dia menepis kesan bahwa pertemuan tersebut berlawanan dengan kepemimpinan Presiden Prabowo saat ini.
Politikus Partai Gerindra itu menyebutkan semangat dari pertemuan itu adalah murni silaturahmi dan tidak perlu diasosiasikan dengan konflik politik.
“Enggak, sama sekali tidak. Karena bagi beliau, semangatnya kan silaturahmi, jadi tolong juga lah jangan kemudian diasosiasikan ini ada menteri yang silaturahmi kepada Bapak Jokowi, lantas dianggap ada matahari kembar, jangan begitu,” jelasnya.
Prasetyo juga memastikan tidak ada kerenggangan di antara menteri Kabinet Merah Putih setelah Prabowo menghubungi Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Menurut Prasetyo, Cak Imin menyampaikan Prabowo meminta para menteri merapatkan barisan.
“Enggak ada kerenggangan. Sebagai sebuah tim, Bapak Presiden kan selalu menganalogikan Kabinet Merah Putih kita ini sebagai sebuah tim, ya memang kami harus terus merapatkan barisan,” kata Prasetyo.
Prasetyo mengatakan perintah Prabowo kepada menteri-menterinya untuk merapatkan barisan bertujuan untuk menjaga semangat.
Cak Imin sempat membocorkan bahwa Kepala Negara meneleponnya agar para menteri merapatkan barisan.
Dia menyampaikan hal itu saat ditanya mengenai pembahasan selama acara halalbihalal bersama dirinya pada Ahad malam, 20 April 2025.
“Tadi Presiden juga menelepon saya, menyampaikan selamat halalbihalal hari ini dan meminta kepada sesama menteri untuk terus merapatkan barisan,” kata Cak Imin di rumah dinas Menko PM, Jakarta.
Dia menuturkan Prabowo telah diundang menghadiri acara halalbihalal bersama dirinya. Tak bisa hadir, Prabowo pun menelepon mengucapkan selamat atas pelaksanaan kegiatan itu.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berujar pembahasan antarmenteri dalam acara tersebut hanya terkait isu-isu umum.
“Intinya, dengan halalbihalal ini, para menteri yang datang dapat meningkatkan pola kerja bersama yang hadir di antara anggota Kabinet Merah Putih ini,” tandasnya.
Sumber: MonitorIndonesia
Artikel Terkait
Serius Usung Gibran, Jokowi Cemas Prabowo Makin Kuat
Hasyim Asyari Bela Jokowi: Saya Sudah Klarifikasi ke UGM, Ijazah Pak Jokowi Benar & Sah!
Isu Matahari Kembar Memanas, Dahlan Iskan Sebut Sosok Berpengaruh Ini Matahari Ketiga!
Siap Dukung Prabowo 2 Periode, Golkar: Indonesia Akan Lebih Maju di Bawah Kepemimpinan Beliau!