Ide Cemerlang, Program Debat Visi Misi Para Caleg Direspon Positif Berbagai Kalangan

Tuesday, 2 January 2024
Ide Cemerlang,  Program Debat Visi Misi Para Caleg Direspon Positif Berbagai Kalangan
Ide Cemerlang, Program Debat Visi Misi Para Caleg Direspon Positif Berbagai Kalangan

 




SUARAKARYA ID: Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024. Jumlahnya mencapai 204.807.222 pemilih. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih.

Dua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.

Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT pada Juli 2023 , mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi dari kelompok generasi Z dan milenial.

Baca Juga: Mantan Birokrat Edi Rodiyanto Ingin Fokus Melayani Masyarakat di Sektor Pendidikan dan Kesehatan

Sebanyak 66.822.389 atau 33,60% pemilih dari generasi milenial, generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994.

Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024.

Adapun sebutan generasi Z merujuk pada orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an. Hingga pemilu dilaksanakan nanti, kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.

Baca Juga: Sekretaris Golkar DKI Basri Baco Peduli Korban Banjir Di Benhil



Banyaknya partai peserta pemilu dan melimpahnya jumlah caleg yang berlaga dipastikan akan membingungkan masyarakat pemilih.

Sejumlah pengamat meragukan, para pemilih akan mengenal caleg, apalagi sampai mengetahui kualitasnya. Hati-hati memilih caleg, jangan sampai beli kucing dalam karung.

Hal ini yang mengguggah kader sekaligus caleg Partai Golkar Jakarta  Selatan membuat terobosan mencoba meraih simpati para pemilih pemula dan para pemilih milineal yang jumlahnya cukup signifikan melalui forum debat atas ide cemerlang dari wartawan, praktisi akademisi, dan pengamat politik serta pakar anggaran.

Baca Juga: Golkar DKI Bantu Warga Korban Kebakaran Di Jakarta Utara

 

Demi Caleg (Debat Visi Misi Caleg) adalah nama program debat yang di usung salah satu kandidat caleg dapil VIII Jakarta Selatan Edi Rodiyanto.

Edi adalah mantan Kapusdiklatkar DKI Jakarta yang kini menjabat ketua SOKSI dan Wakil Ketua  DPD II Selatan bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan.

“Debat langsung dari berbagai elemen organisasi yang diwakili para kaum mileneal menjadi tantangan sendiri, dari sisi permasalahan yang mereka pertanyakan secara langsung terhadap visi misi yang saya buat tentunya. Program ini sangat menarik dan perlu direalisasikan agar mereka tidak hanya mengenal secara fisik dan pribadi, namun perlu juga mengetahui langsung program para caleg yang ditawarkan,” ujar Edi, beberapa waktu lalu saat dijumpai wartawan dikawasan TB Simatupang Jakarta Selatan.

Hal ini cukup masuk akal sebab swing voters dan undecided voters bisa berperan dalam mendongkrak suara dukungan bagi para calon ketika pemilih mileneal yang signifikan jumlahnya menarik perhatiannya.

Mereka dapat memberikan keuntungan untuk salah satu pihak apabila persaingan antara para kandidat terpaut tipis. Edi Rodiyanto, mengajak kader kader Golkar lainnya dalam dapil wilayahnya atau secara khusus wilayah Jakarta, baik level caleg DPR-RI maupun DPD mewakili dapil Jakarta ikut serta dalam forum debat tersebut agar dikenal langsung para masyarakat pemilih sekaligus menunjukan integritas dan kecakapannya dalam menyelesaikan masalah didaerah pemilihannya bila kelak terpilih nanti.

Ide yang sama disampaikan Direktur Eksekutif Center for Budget Analisis (CBA) Uchok Sky Khadafi menanggapi ramainya persoalan caleg yang tidak jelas kompetensi dan kelayakannya menjadi seorang caleg.

Forum Debat Caleg terkait visi misi adalah hal yang memperjelas kecakapan caleg dalam menangani aspirasi rakyat di wilayah pemilihannya sekaligus menjadi fit and proper test pemilih milenial yang cukup kritis menyikapi permasalahan yang ada.

“Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Wajar mereka mendapat porsi panggung yang cukup dalam mengungkap uneg uneg dan permasalahan yang ada, agar visi misi caleg sejalan dengan kontrak politik yang ditawarkan pada masyarakat pemilihnya,” kata Uchok Sky  saat ditanya wartawan ketika melakukan brainstorming politik dengan salah satu kader Golkar Jakarta Selatan dikawasan TB Simatupang Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Menurut Uchok Sky keprihatinan terhadap kualitas caleg membuat masyarakat gamang menentukan pilihan. Saat ini pengenalan caleg hampir disemua wilayah hanya memasang baliho dan spanduk. Alat peraga berupa baliho dan spanduk bukan lah representasi maksimal yang dilakukan untuk dikenal para pemilihnya.

Masyarakat pemilih sudah pintar. Kampanye dengan cara money politik atau sembako pun belum tentu menentukan caleg dipilih.

“Diterima sumbangan dan sembako iya, tapi pemilih rasional belum tentu pilih calegnya,” ujar Uchok melihat fenomena pasca reformasi khususnya ketika permilihan langsung dilaksanakan langsung sejak 2004 mulai ramai kekisruhan penyelenggaraan kampanye terjadi di mana mana.

Anggaran pemilu tiap 5 tahun melonjak, namun kualitas pemilu makin amburadul. Cost tinggi bagi para kontestan membuat bursa pemilihan banyak diramaikan orang orang atau oknum penyelenggara pemilihan sebagai broker pemenangan pemilu lewat jalur jalur tidak etis.

“Pengawasan terkait pemilihan langsung yang jurdil itu hanya tinggal cerita isdapan jempol. Bukan rahasia basnyak broker pemilu bermain. Kalo sudah begitu fungsi dan peran pengawasan pemilu dibawah Bawaslu semakin luntur. Bila perlu Bubarkan saja Bawaslu,” tutur Uchok Sky melihat penyelenggaraan mutu pemilu semakin tidak berkualitas.

Program debat visi misi para caleg adalah salah satu program yang perlu dihadirkan KPU, agar masyarakat  pemilih bisa membuat kriteria caleg yang akan dipilih sehingga bisa melakukan seleksi terhadap calon yang ada pada hari pemungutan suara.

Pilihan harus dibuat pertimbangan jauh-jauh hari dan pemilih juga punya hak menguji kualitas orang yang menerima amanah rakyat. Kalau baru menentukan pilihan pada hari pemungutan, saya yakin tidak akan mendapatkan calon yang berkualitas. Debat Caleg sangat jelas dapat melihat, mendengar dan menilai kontestan Caleg layak atau tidak untuk dipilih," ucapnya

Uchok  juga prihatin dengan banyaknya caleg yang masih 'hijau' di dunia politik, dipaksakan maju demi memenuhi kuota pencalonan oleh partainya. Akibatnya, kata dia, proses seleksi caleg ibarat membeli kucing dalam karung. Bila persoalan ini dibiarkan maka banyak daerah tidak akan produktif dan bisa timbul banyak masalah didaerah. Pemerintahan daerah bermasalah otomatis pusat akan kena imbasnya.

Sementara itu, menurut Prof Djohermansyah Djohan,Guru Besar IPDN mantan Dirjen OTDA 2014, dalam wawancara via telepon ( 26/12/2023), dirasakan memang perlu masyarakat dilibatkan secara pro aktif komunitas pemilih apalagi pemilih milineal yang cukup kritis dan memiliki rasionalitas yang baik, agar tidak hanya mengenal calegnya saja, namun bisa memahami visi ,misi yang diusung agar jelas kompetensi caleg sekaligus mengetahui kontrak politik bagi wilayah dapilnya.

“Milenial itu kan juga swing Vooter,dimana  keberadaan swing voters dan undecided voters perlu dipertimbangkan oleh para peserta pemilu 2024. Bagi pemilih Milenial yang rasional tentu mana yang menarik dan cukup kompeten disitu akan menjadi perhatian mereka,” ujar Djohermansyah yang menyetujui dilakukan uji kompetensi langsung oleh masyarakat milenial di wilayah pemilihan para calegnya.

Djohermansyah menambahkan, karena aktifitas literasi dan info milenial  banyak diruang cyber/internet  baik itu medsos atau media online dalam mencari berbagai informasi.Debat terbuka yang didokumentasikan  via live streaming atau informasi digital lain bisa jadi daya tarik berbeda ketimbang kampanye  komunikasi satu arah tatap muka dilapangan.

Hal ini yang akan bisa saja menguntungkan perolehan suara para caleg  dari para pemilih milenial yang cukup mendominasi DPT di pemilu 2024.

“Bila Caleg ikut debat secara langsung itu baru, caleg rasa presiden. Karena KPU hanya menyelenggarakan debat hanya untuk presiden. Semoga 5 tahun kedepan KPU dapat menghadirkan program debat seperti yang diusung kader Golkar Jakarta Selatan yang sedang di wacanakan bisa menjadi pilot project pileg mendatang,” ujar Mudy Taylor, Jumat (29/12/2023), komika senior dan berbakat yang rencana ikut berpartisipasi dalam program demi Caleg di pertengahan Januari 2024 nanti. ***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suarakarya.id

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini