Nusantara62 - Berikut lanjutan Kisah Putri Kumalasari, Cerita Rakyat Kalimantan Utara:
Setelah istirahat dan selesai makan siang, para prajurit pun segera meninggalkan puncak gunung itu.
Sambil berjalan mereka membicarakan soal keberadaan buluh perindu.
Baca Juga: Cerita Rakyat NTB, Legenda Embung Puntiq, Makam Keramat Tanpa Jenazah di Selong Semoyong
Beberapa prajurit mengeluh karena tidak mudah untuk sampai ke puncak gunung.
Namun, setelah sampai di puncak, buluh perindu itu tidak ada.
Ada prajurit yang menyalahkan tabib karena petunjuknya tidak benar.
Baca Juga: Sendang Sinangka, Tempat Spiritual di Klaten, Ada Dua Sendang di Lokasi yang Sama, Bagian 23
Mendengar percakapan dan keluhan itu, Komandan mengingatkannya.
“Saudara-Saudara, sebagai prajurit kepercayaan raja, kita harus ikhlas dalam menjalankan tugas. Keberhasilan atau kegagalan dalam bertugas, wajib kita evaluasi.”
” Mungkin ada kekeliruan kita dalam bertugas. Dalam bertugas, yang penting kita telah melaksanakannya secara sungguh-sungguh.”
”Kita telah bekerja setulus hati. Sesuai dengan sumpah prajurit, kita sudah bekerja secara profesional.”
” Kita bekerja hanya untuk kepentingan nusa, bangsa, dan negara.”
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: nusantara62.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?