CIREBONRAYA - Liang Sim adalah kata atau kalimat yang banyak diucapkan oleh warga Tionghoa ketika ada peristiwa yang dinilai tidak adil. Liang Sim berasal dari Bahasa Hokian suatu Propinsi yang ada di China.
Misalnya ada orang yang tidak peduli dengan tetangganya yang lagi kesulitan dan kesusahan. Atau tidak peduli melihat tetangga yang sakit atau tidak peduli dengan tetangga yang terkena musibah.
"Saat ini banyak orang kehilangan hati nurani hanya demi kekuasaan dan jabatan," tutur budayawan keturunan Tionghoa berdarah Jawa dan Sunda, Selasa, 16 Januari 2024.
Baca Juga: Thailand Memulai Kick Off di Piala Asia 2023, Lawan Kirgizstan di Grup F, Berpeluang Beda dengan Sesama Tim Asean Lainnya
Merendahkan martabat orang lain, menutup rejeki orang lain demi meraih kedudukan dan kekayaan, melupakan jasa orang itu tidak Liang Sim artinya tidak memiliki hati nurani
Sangkuni adalah tokoh yang tidak memiliki Liang Sim. Karena rasa sakit hati dan dendam tega memecah belah kerajaan keponakannya sendiri.
Kurawa adalah sosok yang terkenal tidak memiliki Liang Sim. Menghallalkan segala macam cara untuk mendapatkan kedudukan dan kekayaan.
Kurawa merendahkan martabat Drupadi ketika permainan dadu dan berusaha berusaha menelanjangi serta mempermalukan Drupadi
Suhu Jeremuy mengingatkan pesan dari Kong Hu Cu. Orang bijak dari era China kuno ini berkata...
...Kekayaan yang diperoleh dengan tidak halal akan kembali kepadamu. Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan dilakukan...
Kerja keras untuk mendapatkan kekayaan tidak salah tetapi jangan merendahkan martabat orang lain. Jangan mengambil hak orang lain.
Baca Juga: Viral, Umpan Yakob Sayuri Dinilai Sebagai World Class Assist atau Assist Kelas Dunia, Melewati Empat Pemain Irak dan Gol Marselino Ferdinan
"Ketika kita meraih kesuksesan harus memiliki Liang Sim atau hati nurani," tutur Suhu Jeremy.
Mereka yang memiliki Liang Sim (Hati Nurani) berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik dengan sikap dan tindakan mereka.
Mereka mampu memahami perasaan dan perspektif orang lain secara mendalam. Kehidupan yang egois tidak memiliki Liang Sim, kering dan cenderung durjana.
Baca Juga: Tanggapi Protes Keras Timnas Indonesia untuk Gol Kedua Irak, Ini Keputusan AFC
Suhu Jeremy juga mengingatkan soal karma pala. Hukum alam mengajarkan manusia tentang filosofi tabur tuai. Sebagaimana bola yang dilempar keatas, pasti akan jatuh kembali.
"Begitupun dengan kebaikan dan keburukan yang dilakukan pasti akan berbalik," tutur Suhu Jeremy.
Yang berkhianat, suatu saat akan dikhianati. Yang meninggalkan, suatu ketika akan ditinggalkan. Siapa menanggaklan, suatu ketika akan ditanggalkan.
"Begitu semesta bekerja dalam hukum-hukum karma pala. Maka taburlah selalu kebaikan. Tetaplah berpegang pada hati nurani atau Liang Sim," tutur Suhu Jeremy.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: cirebonraya.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?