Hadits Tentang Berniat Melakukan Kebaikan yang Berpeluang dapat Pahala Berlimpah, Bukti Allah Maha Penyayang

- Rabu, 24 Januari 2024 | 10:01 WIB
Hadits Tentang Berniat Melakukan Kebaikan yang Berpeluang dapat Pahala Berlimpah, Bukti Allah Maha Penyayang

murianetwork.com - Hadits tentang seseorang berniat melakukan kebaikan dan terlaksana, maka Allah akan berikan pahal berkali lipat, sebuah bukti bahwa Allah Maha Penyayang.

Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abul Abbas (Abdullah bin Abbas) bin Abdil Muthalib, kita dihadapkan pada keagungan Allah yang menuliskan takdir kebaikan dan keburukan di Lauhul Mahfudz.

Baca Juga: Hadits Keutamaan Shalat Berjamaah yang Harus Muslim Ketahui, Perlu Niat yang Ikhlas Agar Mendapat Itu Semua

Hadits dari Abul Abbas (Abdullah bin Abbas) bin Abdil Muthalib, -semoga Allah meridhai keduanya- dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimanayang diriwayatkan dari Rabbnya, Allah berfirman:

"Allah telah mencatat (catatan di Lauhul Mahfudz) sebagai takdir yang Allah sudah tentukan, dan catatan yang sesuai dengan syariat dalam masalah penulisan kebaikan dan keburukan. Barang siapa yang ber-himmah (berniat); dia memiliki keinginan untuk mengamalkan kebaikan, kemudian dia tidak mengamalkannya (tapi sudah ada keinginan untuk melakukan kebaikan itu), Allah catat buat dia kebaikan yang sempurna. 

Selanjutnya, dia berniat untuk mengamalkan suatu kebaikan lalu dia amalkan, maka akan ditulis buat dia 10 kebaikan, sampai dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat, lalu berlipat-lipat ganda yang banyak sekali. Barang siapa yang berkeinginan mengamalkan keburukan lalu dia tidak mengamalkannya, maka ditulis satu kebaikan. Kalau dia ber-himmah (berkeinginan untuk mengamalkan) lalu dia mengamalkan keburukan tersebut, maka ditulis satu keburukan saja." Muttafaqun 'alaih.

Baca Juga: Dimensi Politik Bulan Rajab dan Keutamaannya (Seri 2)

Allah berfirman, "إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ" (Sesungguhnya Allah telah mencatat kebaikan dan keburukan). Ini adalah ketetapan yang sudah ditentukan oleh Allah, dan catatan tersebut sesuai dengan syariat-Nya.

Setelah mencatatnya, Allah menjelaskan secara rinci bagaimana pencatatan itu dilakukan agar hamba-Nya memahami prosesnya.

Allah memberikan analogi seperti kontrak kerja di dunia, di mana segala hal dijelaskan dengan detail agar kita merasa nyaman. Namun, terkadang manusia enggan memahami aturan Allah karena tidak mau belajar dan mengkaji.

Baca Juga: Ini 5 Oleh-oleh Berkesan dari Kota Madinah: Apa yang Harus Dibawa Pulang Setelah Umroh?

Allah memberikan pelajaran berharga dalam hadits Qudsi ini. Barang siapa memiliki niat baik untuk berbuat kebaikan namun tidak melaksanakannya, Allah mencatat satu kebaikan untuknya. Ini menunjukkan kemurahan dan kebijaksanaan Allah yang tidak hanya memperhitungkan perbuatan, tetapi juga niat baik yang tidak terealisasi.

Namun, jika seseorang memiliki niat untuk melakukan keburukan namun menahan diri karena takut pada Allah, Allah mencatat satu kebaikan untuknya. Ini adalah tanda kebesaran Allah yang memberikan ganjaran bagi mereka yang menahan diri dari dosa karena rasa takut dan ketaatan kepada-Nya.

Keajaiban pencatatan Allah tidak berhenti di sini. Jika seseorang memiliki niat baik dan melaksanakannya, Allah mencatat sepuluh kebaikan untuknya, bahkan bisa dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat atau lebih.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tinewss.com

Komentar