Untara mengingatkan Sanakeling untuk Menyerah

- Kamis, 01 Februari 2024 | 16:01 WIB
Untara mengingatkan Sanakeling untuk Menyerah

Api di Bukit Menoreh - Jilid 24 eps 10
Karya: SH Mintardja

Sebenarnya ia mengharap kehadiran Ki Tanu Metir untuk mendapat pertimbangan, tetapi orang itu masih belum dilihatnya.

Namun untuk bertindak lebih lanjut ia cukup berhati-hati. Ia tidak tergesa-gesa menyerbu lawannya yang sedang dengan tegang menunggunya.

Tetapi dibiarkannya keadaan itu tetap tidak berubah. Sementara itu pasukannya yang berjalan kaki semakin lama menjadi semakin dekat.

Baca Juga: Sanakeling Sepakat dengan Tawaran Ki Tambak Wedi

Di pintu gerbang, Untara telah menempatkan dua orang penghubung yang akan mengatur pasukannya yang segera akan menyusul.

Sementara itu, ia dapat memperpanjang waktu dengan berbagai macam pertanyaan dan ancaman.

Namun derap kuda pasukannya telah cukup membuat orang-orang Tambak Wedi dan orang-orang Jipang yang masih hidup menjadi bingung dan berkecil hati, seolah-olah kuda-kuda itu berada di segala jurusan.

Baca Juga: Dasar Licik! Ki Tambak Wedi Manfaatkan Sanakeling untuk Melawan Pasukan Untara

Ketika Untara mendengar Sanakeling menjawab maka ia berkata pula, “Sanakeling, apakah kau masih tetap merasa bahwa pasukanmu cukup kuat untuk melawan Pajang?”

Dari balik segerumbul perdu Sanakeling melihat kepada Untara yang duduk di atas punggung kuda.

Di belakangnya beberapa prajurit berkuda mengawalnya dengan kuat. Ujung-ujung pedang berkilat-kilat tersentuh oleh sinar matahari pagi yang semakin lama menjadi semakin cerah.

“Jumlah kami masih cukup!” teriak Sanakeling. “Jangan menyangka bahwa karena pertengkaran kecil di antara kami maka kekuatan kami menjadi susut.”

Untara tertawa. Katanya, “Apakah kau sangka kami di sini tidak melihat mayat yang bergelimpangan di halaman, di bawah rumpun-rumpun bambu dan gerumbul-gerumbul liar di kebun belakang, di jalan-jalan, bahkan bergayutan di pagar-pagar batu yang rendah itu?”

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tajuk24.com

Komentar