Habib Umar Alhamid: Selamat Datang Jenderal Prabowo Subianto Sebagai Duta Perdamaian Dunia

- Sabtu, 19 April 2025 | 06:55 WIB
Habib Umar Alhamid: Selamat Datang Jenderal Prabowo Subianto Sebagai Duta Perdamaian Dunia


Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, terus mendapatkan sorotan dari dalam dan luar negeri terkait peran barunya sebagai pemimpin nasional sekaligus tokoh yang berpotensi memainkan peran strategis di kancah internasional. Dalam momen penting yang menyita perhatian dunia Islam. Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid, menyampaikan pernyataan terbuka dengan harapan besar terhadap kepemimpinan Prabowo akan menjadikan republik ini menjadi lebih baik dan terhindar dari ancaman perpecahan dalam negeri.

“Selamat datang Jenderal Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia duta perdamaian dunia yang namanya kini lagi hangat dan menjadi pembicaraan di negara-negara Islam,” ujar Habib Umar kepada www.suaranasional com, Jumat (18/4/2025) membuka pernyataannya, seraya menegaskan bahwa Indonesia kini dipimpin oleh sosok yang mampu menyatukan kekuatan dan membawa kehormatan di panggung dunia.

Habib Umar menggaris bawahi bahwa saat ini wilayah Timur Tengah dalam konflik berkepanjangan yang dapat berakibat instabilitas kawasan global. Ia menekankan pentingnya Prabowo menggunakan pengaruhnya untuk membangun aliansi strategis negara-negara Islam di Timur Tengah agar bersatu menghadapi agresi Israel, tidak hanya dengan kecaman, tetapi juga dengan sanksi nyata.

“Kita butuh kepemimpinan tegas dari dunia Islam. Prabowo harus menjadi jembatan yang menyatukan kekuatan Timur Tengah untuk menekan Israel. Tidak cukup lagi hanya retorika,” tegasnya.

Namun di balik harapan itu, Habib Umar juga mengingatkan Prabowo harus menciptakan kondusifitas dalam negeri agar tidak kecolongan dan terjadi perpecahan dan adu domba.

Habib Umar menegaskan, bahwa demokrasi harus ditata dengan baik dan jangan sampai kebablasan yang dapat merugikan bangsa dan negara ini. “Indonesia adalah negara besar yang harus tetap terjaga jangan sampai terjadi perpecahan,” jelasnya.

Selain itu, Habib Umar juga memperingatkan, kalau sekarang ini kita harus hati-hati karena bukan tidak mungkin adan upaya sistematis dari pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkan isu-isu identitas, agama, dan kebhinekaan sebagai alat adu domba yang dimainkan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak suka terhadap Pemerintahan Prabowo. Dalam situasi global yang tidak stabil, banyak pihak asing maupun dalam negeri yang berusaha menyusupi Indonesia dengan kepentingan destruktif.

“Setiap negara memiliki muatan-muatan gelap. Indonesia pun tidak luput dari itu. Jangan lengah terhadap penyusupan, dan kekuatan-kekuatan yang ingin menggagalkan pemerintahan ini dari dalam,” tambahnya.

Untuk itu, Habib Umar memuji langkah Prabowo yang merancang sistem pemerintahan berbasis evaluasi berkala setiap enam bulan, menyikapi perubahan global yang sangat cepat. Baginya, pendekatan itu mencerminkan karakter seorang pemimpin yang responsif dan berpikir jangka panjang.

“Prabowo bukan sekadar pemimpin nasional, ia adalah juru damai di mata dunia. Tapi damai di luar harus diiringi dengan ketegasan di dalam (NKRI). Jangan sampai kita sibuk menyelamatkan dunia, tapi lupa menjaga rumah sendiri,” tuturnya Habib Umar.

Lebih jauh Habib Umar, meminta rakyat untuk tidak mudah terprovokasi oleh gerakan yang bertujuan mengacaukan tatanan negara. Baginya, perbedaan adalah bagian dari demokrasi, tapi tidak boleh melampaui batas hingga mengarah pada kekacauan dan konflik SARA.

“Rakyat telah memilih Prabowo karena ingin negara ini adil dan sejahtera. Jangan ganggu proses itu dengan agenda-agenda jahat. Kalau negara ini masih penuh adu domba, dan kalian ingin tahu siapa yang ada di baliknya? Tanya saja pada mantan-mantan petinggi intelijen. Mereka kemungkin tahu siapa yang bermain di balik semua itu,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Habib Umar mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengawal kepemimpinan Prabowo dengan doa, dukungan, dan kewaspadaan kolektif. “Cita-cita menjadikan Indonesia negara yang berkeadilan dan sejahtera hanya bisa terwujud jika masyarakat bersatu dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang melemahkan pemerintah,” katanya.

Foto: Habib Umar Alhamid (Dok Pribadi)

Komentar