Api di Bukit Menoreh - Jilid 23 eps 29
Karya: SH Mintardja
“Kita hanya dapat melihat dari kejauhan. Beruntunglah bahwa perhatian Ki Tambak Wedi seluruhnya telah dirampas oleh perkelahian yang agaknya tidak diduganya.
Ki Tambak Wedi benar-benar terkejut melihat tandang Alap-Alap Jalatunda.
Orang tua itu agaknya masih terlampau percaya kepada Sidanti.
Dan kepercayaannya itu yang telah membuatnya lengah. Kini ia dihadapkan pada kenyataan, bahwa Alap-Alap Jalatunda itu mampu menandingi muridnya.
Baca Juga: Agung Sedayu akan Mendapat Tugas Melarikan Sekar Mirah
Kalau kepandaian mereka terpaut, maka perbedaan itu sama sekali tidak banyak dan tidak menentukan.”
Ketiga anak muda itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
Betapa mereka ingin melihat perang tanding itu, namun mereka tidak dapat berbuat sekehendak hati.
Sebab nasib mereka pun kini sedang berada di ujung duri.
Ki Tanu Metir itu kemudian berbisik lagi, “Kita akan mencoba untuk mendekat. Tetapi tidak terlampau dekat. Supaya kita dapat melihat dengan jelas, maka kita akan memanjat.”
Baca Juga: Kita Tinggalkan Gadis Itu untuk Sementara, ujar Ki Tanu Metir
Ketiganya bersama Ki Tanu Metir pun lalu mencoba merayap semakin dekat.
Tetapi mereka selalu berusaha untuk tetap berada di balik bayangan dedaunan yang rimbun.
Ketika mereka kemudian tidak mungkin lagi untuk berada di tempat yang lebih dekat, mereka lalu mencari pohon-pohon yang daunnya akan cukup memberi mereka perlindungan.
Dari tempat itulah mereka melihat perang tanding yang sedang berlangsung.
Meskipun mereka tidak terlampau dekat, tetapi mereka dapat melihat cukup jelas.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tajuk24.com
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?